Beranda  »  Artikel » Pantau Media   »   Seri PSA: Anoreksia, Citra Diri, dan Media

Seri PSA: Anoreksia, Citra Diri, dan Media

Oleh: Melekmedia -- 8 Juni, 2011 
Tentang: , , ,  –  1 Komentar

Melanjutkan pembahasan mengenai dampak media terhadap perempuan, terutama remaja putri pada artikel Efek Media terhadap Citra Diri (Body Image), berikut ini adalah sekumpulan PSA (Public Service Announcements) yang menampilkan penderita anoreksia akibat pencitraan diri, oleh user YouTube bernama SociologyOfGender.

Dalam video di bawah ini, disebutkan bagaimana 1 dari 200 perempuan menderita anoreksia. Anoreksia adalah perilaku menyimpang dalam hal makan, setiap kali habis makan dimuntahkan lagi demi mengurangi asupan karbohidrat dan lemak ke dalam tubuh.

Penyimpangan ini ditandai dengan begitu sibuknya seseorang dengan masalah makanan dan berat badan, sehingga merasa kesulitan memfokuskan diri pada aspek lain dari kehidupan.

Pada dasarnya ini adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai oleh penolakan makanan yang mengakibatkan berat badan berkurang sampai ke tingkat yang membahayakan. Hal ini dilakukan semata-mata agar tubuhnya selalu langsing. Padahal, citra diri dengan tubuh langsing, atau sangat kurus, bukanlah segala-galanya.

Salah satu gambar dalam video ini menampilkan model asal Prancis, Isabelle Caro yang dikenal sebagai duta sebuah perusahaan pakaian untuk kampanye anti-anoreksia. Sungguh sangat disayangkan ia harus menghela napas terakhir di usia 28 tahun akibat anoreksia yang sudah ia derita sejak berumur 13 tahun.

Isabelle Caro sempat menimbulkan kegemparan dengan kampanye iklannya pada 2007. Di dalamnya, Isabelle difoto telanjang dengan anoreksia dan senyum menyeringai oleh fotografer Italia, Oliviero Toscani.

Dalam memoarnya tahun 2008, “The Little Girl Who Didn’t Want to Get Fat” (Gadis Kecil yang Tidak Ingin Gemuk), dia menggambarkan siksaan masa kecil didominasi oleh depresi mendalam yang mencengkeram Sang Ibu, seorang seniman, ketika Isabelle berusia 4 tahun.

Terobsesi untuk melindungi Isabelle, ibunya menjauhkannya dari sekolah sampai usia 11 tahun dan melarangnya bermain dengan anak-anak lain agar tak terkena penyakit. Dialah yang paling sering mengkritik Isabelle karena terlalu gemuk. Citra diri Isabelle sudah dibentuk sejak ia masih balita.

“Dia ingin saya menjadi gadis kecilnya selamanya,” kata Nona Caro kepada Italian Vanity Fair pada 2007. “Jadi ketika saya mulai pubertas, saya membenci gagasan bahwa tubuh saya akan berubah. Saya ingin memiliki tubuh anak selamanya, untuk membuat ibu saya bahagia,” ujarnya seperti dikutip NYT.

Sungguh tragis, setahun kemudian Sang Ibu pun bunuh diri. Marie Caro, nama ibu Isabelle, mengakhiri hidupnya pada awal Januari 2011 setelah diliputi “rasa bersalah yang sangat besar”.

Namun, ayah tiri Isabelle menyatakan kematian Marie karena merasa bersalah telah menempatkan putrinya di RS Bichat. Christian, Sang Ayah Tiri, menyebut Isabelle tidak mau dikirim ke rumah sakit tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah kematian Isabelle, Tuan Caro pernah mengatakan putri tirinya itu meninggal karena kelalaian oleh staf medis di RS Bichat. Dia sempat mengajukan gugatan hukum terhadap rumah sakit tersebut.

Tinggi badan Caro hanya 1,5 meter dan berat sekitar 26 kilogram ketika berpose untuk kampanye “No Anorexia” yang tampil di media cetak dan papan reklame. Kampanye tersebut mendapat banyak perhatian karena muncul setelah kematian model Brasil Ana Carolina Reston terkait anoreksia pada 2006.

“Jika saya dapat menggunakan tahun-tahun penderitaan saya dengan baik maka itu tidak akan sia-sia,” katanya kepada CBS News pada 2007. “Saya tahu itu foto yang mengejutkan, dan saya ingin itu mengejutkan. Ini benar-benar peringatan bahwa itu penyakit serius.”

Ditanya soal kemungkinan iklannya akan berefek sebaliknya dari yang ia harapkan, Isabelle Caro tetap percaya diri dengan pesan yang ia inginkan. “Kurasa tidak,” jawabnya. “Saya harap tidak. Saya menunjukkan diri saya apa adanya. Saya tidak cantik, rambut saya rusak dan saya tahu tidak akan pernah memiliki rambut panjang lagi.”

“Saya telah kehilangan beberapa gigi. Kulitku kering. Payudaraku jatuh. Tidak ada gadis muda yang ingin terlihat seperti kerangka… Anda tidak akan percaya ada orang yang ingin terlihat seperti itu. Saya rasa tidak perlu menyangsikan hal itu,” tambahnya.

Media memiliki dampak kuat pada persepsi remaja putri terhadap citra dirinya, terutama pada konsep kecantikan. Memaksakan konsep mainstream pada dirinya sendiri, sangat berbahaya karena akan menghilangkan kepercayaan pada dirinya sendiri. Melek media mendorong remaja putri lebih percaya diri daripada mempercayai apa saja yang dilihatnya di media.

* Image: Captured from video.

Artikel lain sekategori:

Satu Komentar untuk “Seri PSA: Anoreksia, Citra Diri, dan Media”

Trackbacks:
  1. Tweets that mention PSA Series: Body Image and Media | Media Literasi -- Topsy.com