Hasil penelitian berikut ini hanya menggambarkan kondisi di Inggris Raya (UK). Tetapi ada beberapa hal yang bisa dipelajari, terkait pengaruh internet terhadap anak yang kian terkoneksi dari berbagai alat. Yang paling populer belakangan ini, adalah peranti bergerak.
Lembaga penelitinya adalah Ofcom, lembaga independen pengawal regulasi di bidang komunikasi di Inggris Raya. Mereka mengatur TV dan radio, telekomunikasi via kabel, peranti bergerak, layanan pos, juga penggunaan ruang terbuka untuk sinyal yang digunakan oleh alat-alat nirkabel.
Tugas mereka memastikan bahwa masyarakat di UK mendapatkan layanan terbaik dalam hal komunikasi, dan terlindungi dari penipuan dan praktek yang berbahaya lainnya. Mereka juga tetap memperhatikan bagaimana kompetisi di industri ini bisa berjalan dengan baik.
Lembaga ini mendapat mandat dari parlemen, dan dibiayai oleh perusahaan komunikasi melalui pemerintah. Khalayak yang diwakilinya adalah para konsumen dan masyarakat pada umumnya.
Penelitian-penellitian seputar melek media dan melek informasi pada anak dan orang tua, merupakan salah satu mandat mereka untuk terus memetakan bagaimana penggunaan alat dan kemampuan memanfaatkan komunikasi di UK. (Andai saja Indonesia punya lembaga sebagus ini…)
Topik yang diulas ini hanya sebagian dari banyak sekali aspek yang diteliti Ofcom. Kali ini, kita akan melihat bagaimana penggunaan alat-alat yang membantu anak terkoneksi, dan pengaruh internet pada anak.
Penggunaan peranti bergerak untuk koneksi ke internet
Anak-anak berusia 5-15 tahun, kini tetap menonton TV sebagai aktivitas terbesarnya terkait media. Di usia yang paling tua, 12-15 tahun, terjadi peningkatan dalam durasi mereka terhubung ke dalam jaringan (online). Dalam sepekan, mereka bisa menghabiskan 17 jam untuk berada dalam jaringan. Tahun lalu, mereka hanya menghabiskan 15 jam dalam jaringan. Sebagian besarnya, mengakses jaringan tanpa dampingan orang tua (55%).
Peningkatan ini terjadi, karena semakin banyak cara untuk mengakses internet. Selain komputer, baik desktop, laptop, maupun peranti bergerak seperti tablet dan ponsel pintar yang sudah terkoneksi ke internet menambah waktu mereka berada dalam jaringan.
Tahun ini, hampir semua anak dalam usia 5-15 tahun, menggunakan peranti seperti tablet. Anak berusia 5-7 tahun dan 12-15 tahun khususnya, lebih cenderung menggunakan ponsel pintar.Bahkan pada anak 5-7 tahun, terlihat penurunan penggunaan komputer dektop atau laptop/netbook, dari 65% pada tahun 2011, menjadi 58% tahun ini.
Multi-tasking pun semakin populer. Semakin banyak anak-anak yang menonton TV sambil memegang ponselnya, sehingga mereka bisa sambil mengirim SMS atau berkicau lewat Twitter, bahkan mengupdate status di Facebook. Kasus seperti ini meningkat pada anak usia 12-15 tahun, dibandingkan dengan anak-anak pada usia 8-11 tahun.
Tingkat kepemilikan ponsel pintar terus meningkat dibandingkan data tahun lalu, pengaruh internet bagi anak pun turut meningkat. Kecanduannya makin tinggi. Pada usia 12-15 tahun, mereka semakin sulit meninggalkan ponsel pintar, terutama karena internet. Pada anak perempuan usia 12-15 tahun, mengaku ponsel adalah alat yang paling sering digunakan untuk terkoneksi ke internet ketika di rumah.
Selain ponsel, demam tablet juga terjadi pada anak-anak. Satu dari tujuh anak berusia 5-15 tahun adalah pengguna tablet di rumah, seperti iPad. Bahkan pada usia yang lebih kecil, tablet semakin populer. Untuk anak berusia 5-7 tahun, 8-11 tahun, dan 12-15 tahun, semuanya mengalami peningkatan penggunaan tablet. Ini juga yang meningkatkan akses mereka ke internet.
Kapan peranti bergerak boleh diperkenalkan pada anak?
Pertanyaan yang sering muncul dari orang tua adalah, sejak usia berapa anak-anak bisa dikenalkan dengan peranti bergerak? Dunia digital saat ini sudah sangat populer, sehingga anak ketika lahir pun sudah merasakan sentuhan dengan dunia digital. Orang tua, tanpa sadar telah memperkenalkannya sejak mereka lahir, melalui foto-foto dari ponsel, dan lain sebagainya. Ini membuat mereka sudah tahu, dan sulit untuk menyembunyikannya.
Rasa keingintahuan mereka akan semakin tumbuh seiring usia, sehingga, sebelum usia 5 tahun pun mereka akan mulai mencari tahu. Di usia di bawah lima tahun, mungkin mereka sudah bisa dikenalkan, misalnya dengan tablet yang memiliki permainan untuk anak sesuai usianya. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diatur, misalnya berapa lama mereka boleh memainkan peranti bergerak, kemudian apa saja yang boleh mereka akses.
Untuk anak usia di bawah 5 tahun, ada baiknya batasi dulu koneksi Anda dengan konten yang ramah Anak. Misalnya, atur Homepage peramban Anda yang kontennya sesuai dengan anak-anak. Gunakan password atau PIN untuk mengakses peranti bergerak, sehingga mereka tidak bisa menggunakannya tanpa bimbingan dari Anda, atau orang dewasa lain di dekatnya. Dari situs commonsensemedia.org ini Anda bisa periksa aplikasi apa saja yang tepat untuk anak, mulai dari usia 2 tahun.
Kecuali untuk televisi, di Indonesia masih sangat jarang (bahkan tidak ada) acara khusus anak balita di televisi publik. Karena itu jika akan diperkenalkan pada anak usia di bawah 5 tahun, sebaiknya pilih televisi kabel, yang memang sudah jelas diperuntukkan anak. Lebih aman lagi, jangan perkenalkan televisi pada anak sebelum usia 6 tahun. Sibukkan mereka dengan kegiatan lain yang lebih mendorong tumbuh kembang, seperti melatih motorik halus dan kasar.
Mengurangi pengaruh buruk internet pada anak
Meskipun kekhawatiran orang tua tentang konten daring dan di TV berkurang, sebagian besar orang tua (97%) percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan anak-anak tidak melihat konten TV yang tidak sesuai usia dan tumbuh kembang mereka. Ini merupakan bentuk tanggung jawab mengurangi pengaruh internet bagi anak, khususnya terhadap perilaku.
Kebanyakan orang tua mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak mereka dari materi yang tidak pantas. Empat perlima (79%) orang tua dengan anak berusia 5-15 tahun yang online di rumah, mengatakan bahwa mereka memiliki aturan tentang penggunaan internet anak-anak mereka–seperti memeriksa apa yang dilakukan anak mereka secara daring atau menetapkan batas waktu terkoneksi ke internet.
Separuh dari orang tua dengan anak berusia 5-15 tahun memiliki sistem kontrol yang terpasang di TV mereka; 46% memiliki kontrol daring yang terpasang di komputer di rumah; dan 31% orang tua berusia 12-15 tahun dengan ponsel yang dapat digunakan untuk terkoneksi memiliki fitur “filter” atau blocker.
Satu dari sepuluh (10%) orang tua mengatakan mereka tidak menginstal sistem kontrol (parental control) di komputer karena tidak tahu cara melakukannya, atau tidak menyadari bahwa itu bisa dilakukan. Proporsi ini naik menjadi 21% -25% untuk perangkat konsol game seluler/non-seluler dan 35% untuk ponsel.
Alasan orang tua dengan anak lebih kecil tidak memiliki kontrol teknis pada komputer adalah anak mereka selalu diawasi (63% untuk 5-7 dan 8-11), sedangkan untuk anak berusia 12-15 karena mereka percaya pada anak (67%).
Penelitian selengkapnya bisa dilihat dari sini.
betul, kita harus membatasi koneksi internet untuk anak-anak apalagi yang kurang dari 5 tahun