Beranda  »  Tata Laksana » Untuk Orang Tua   »   Waspadai Ponsel pada Usia Dini

Waspadai Ponsel pada Usia Dini

Oleh: rahadian p. paramita -- 11 Mei, 2011 
Tentang: ,  –  1 Komentar

Image by TOM Chiponge Baroque M. C. from Pixabay

Makin banyaknya anak diberi telepon genggam oleh orang tuanya, mengesankan teknologi informasi kian sulit dihindari. Di sisi lain, terkait kesiapan dalam menggunakan teknologi, ada bahaya mengintai.

Data Nielsen menyatakan pertumbuhan pengguna telepon genggam di Indonesia melejit tajam, hampir 54 persen dalam 5 tahun terakhir. Meluasnya penggunaan ponsel di kalangan remaja, bahkan anak-anak, menjadi pendorong pertumbuhan tersebut.

Lebih dari 70 persen remaja kini sudah memiliki koneksi internet melalui ponsel. Di kalangan anak-anak berusia 10-14 tahun kini sudah memiliki ponsel, hampir 5 kali lebih banyak daripada lima tahun yang lalu.

Penggunaan terbesar pada aplikasi instant messaging, seperti Yahoo Messenger, dan sejenisnya, selain untuk mengupdate status di Twitter atau Facebook. Sementara, pengguna internet rumahan malah menunjukkan kecenderungan turun.

The Indonesian telecommunications market is unique. While consumers in most countries progress from ‘no connections’ to adopting landlines and subsequently cellular or mobile devices, consumers in Indonesia have mostly headed straight to mobile phones as their communication tool.

This is a key reason why landlines or fixed lines have never really taken off in the country, with penetration remaining relatively flat over the years

Viraj Juthani, Director Telecom Practice Group, The Nielsen Company, Indonesia

Pertumbuhan tersebut mungkin membanggakan. Di sisi lain, bisa memperburuk dampaknya bila tanpa persiapan semestinya. Tidak sedikit di antara anak-anak menggunakan telepon pintar—dengan fitur koneksi ke internet—tanpa pengawasan wajar dari orang tua.

Masih banyak orang tua tak memahami dampaknya, sehingga tak siap dengan antisipasi. Upaya mendidik orang tua pun masih sangat langka, mengingat teknologi ini terhitung baru di mata banyak kalangan.


Klaim tentang bahaya penggunaan telepon genggam (ponsel) memang bervariasi. Terutama pada anak, dampaknya bisa bersifat fisik maupun psikis. Misal menurut laporan berjudul Mobile Phones and Health, oleh Professor Sir William Stewart (2005).

Ketua National Radiological Protection Board (NRPB) di Inggris Raya itu menyatakan, anak-anak di bawah 8 tahun tidak seharusnya menggunakan ponsel, karena penggunaan yang intensif dapat berakibat tumor pada telinga dan otak anak.

Laporan Sir William itu menyebut penelitian selama 10 tahun di Swedia membuktikan bahwa penggunaan ponsel yang intensif dapat mengakibatkan anak lebih rentan terkena tumor pada organ telinga dan otak. Penelitian senada di Belanda menemukan terjadinya kelainan pada  fungsi kognitif.

Dari penelitian lain di Jerman ditemukan adanya peningkatan penderita kanker di sekitar lokasi menara pemancar sinyal. Kemudian sebuah proyek yang didanai Uni Eropa menemukan bukti kerusakan sel pada para pengguna ponsel.

All of these studies have yet to be replicated and are of varying quality but we can’t dismiss them out of hand,” Sir William said. If there was a health risk — which remained unproven — it would have a greater effect on the young than on older people, he added. For children aged between 8 and 14, parents had to make their own judgments about the risks and benefits. “I can’t believe that for three to eight year-olds they can be readily justified.

Dalam artikel lainnya, ada yang mengemukakan 7 bahaya penggunaan ponsel, di antaranya berkaitan dengan The Effect on Children. Ada paparan Dr Hyland, Executive Member International Institute of Biophysics, Neuss-Holzheim, Jerman, yang berjudul “How Exposure to Mobile Phone Base-Station Signals Can Adversely Affect Humans“.

Preadolescent children are more vulnerable [to microwave radiation] because of their thinner skulls, their still developing nervous systems, their increased levels of cell division, and their less robust immune systems.

Anak-anak sekarang bahkan sudah terpengaruh ponsel sejak dalam kandungan. Ini terjadi saat si ibu hamil menggunakan telgam, janin ikut terpapar gelombang microwave. Sebuah laporan dari British Parliament, mengingatkan bahaya telgam pada daya ingat otak, bahkan Alzheimer.

Anak berusia satu tahun dapat menyerap radiasi gelombang yang dipancarkan telgam, dua kali lebih besar daripada orang dewasa, sedangkan anak yang berusia lima tahun kurang lebih akan menyerap  60 persen lebih besar.

Karena anak-anak sudah terpapar sejak dini, maka akumulasi dampaknya akan lebih parah daripada orang dewasa. Anak-anak jadi lebih rentan terhadap bahaya penggunaan ponsel.


Selain artikel yang dikutip di sini, masih banyak penelitian lain yang menyebutkan bahayanya, terutama bagi anak. Jangan sampai pemenuhan kebutuhan akan informasi dan komunikasi tersebut, malah menimbulkan masalah baru yang lebih berbahaya bagi generasi mendatang.

Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah meningkatkan kebutuhan masyarakat akan informasi dan berkomunikasi, sebaiknya pertimbangkan penggunaan ponsel di usia dini.

Kapan sebaiknya anak boleh menggunakan telgam? Agak sulit menjawab secara pasti pertanyaan seperti ini, terutama karena ponsel selain bisa digunakan untuk berkomunikasi, juga menawarkan banyak permainan yang menarik perhatian anak.

Banyak pertanyaan untuk dijawab sebelum Anda memutuskan memberi ponsel pada anak. Jika menjawab “Ya”, mungkin anak Anda sudah perlu memiliki telgamnya sendiri.

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain; Apakah Anak Anda sudah cukup mandiri? Apakah Anda sangat memerlukan berhubungan dengan mereka karena alasan keamanan?

Apakah berhubungan dengan teman-teman mereka melalui telgam memang lebih baik daripada kontak langsung? Apakah Anda yakin Anak Anda akan dapat menggunakan telgamnya secara bertanggung jawab? Mampukah Anak Anda membatasi diri dalam penggunaan telgam mereka?

Jika penggunaan ponsel untuk anak memang sulit dihindari, Anda sebagai orang tua bisa memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Gunakan handsfree atau perlengkapan sejenis
Ajari anak Anda menggunakan handsfree, atau perlengkapa lain yang bisa mengurangi paparan langsung ponsel ke kepala anak.

Hampir setiap ponsel saat ini selalu memberi perlengkapan ini untuk jenis ponsel yang ada di pasaran. Penggunaan handsfree paling tidak mengurangi efek langsung radiasi gelombang terhadap anak.

Gunakan secara bertanggung jawab
Kita tahu ponsel saat ini dapat digunakan untuk berkomunikasi secara privat, karena itu orang tua sebaiknya mengajari apa-apa yang boleh dibicarakan di ponsel, dan apa yang harus dibicarakan langsung.

Anak-anak juga harus diajari untuk tidak memberikan nomor mereka ke sembarang orang, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Ajari pula anak-anak untuk menggunakan ponsel secara beretika, jangan gunakan ketika belajar di kelas, atau untuk saling mengirim jawaban pada saat ujian.

Hati-hati dengan berbagai kiriman dari pihak lain
Ketika ponsel sudah terkoneksi ke internet, ada banyak sekali informasi yang bisa dilihat anak tanpa pengawasan orang tua.

Ajari anak untuk membedakan kiriman yang tidak diketahui dari mana asalnya, atau dicurigai sebagian kiriman yang bisa saja mengandung konten tak layak untuk anak, atau bahkan virus yang bisa membahayakan ponselnya.

*Image by TOM Chiponge Baroque M. C. from Pixabay 

Artikel lain sekategori:

Satu Komentar untuk “Waspadai Ponsel pada Usia Dini”

  1. detta

    skrg bahkan di eropa m us mw berkembang penelitian ttg ‘gadget nya itu sendiri’ mas..
    sy jg sempet tertarik sm masalah ini dan kmrn2 sempet googling2, ternyata data2 mentah ttg penggunaan gadget oleh anak2 di indonesia (terutama yg menyangkut masalah underage user) memang masih blm banyak..