Beranda  »  Sorotan Media   »   Ancaman Misinformasi Kesehatan

Ancaman Misinformasi Kesehatan

Oleh: Melekmedia -- 30 September, 2025 
Tentang: ,  –  Komentar Anda?

white sheep on white surface

Pakar kesehatan global mengeluarkan peringatan soal meningkatnya gelombang misinformasi, terutama yang menyangkut vaksinasi dan obat umum seperti parasetamol. Mereka menyebutnya sebagai “ancaman besar bagi demokrasi dan kesehatan” di seluruh dunia.

Peringatan ini muncul menyusul meluasnya klaim-klaim tanpa dasar ilmiah yang disebarkan oleh figur publik dan media sosial, yang secara nyata merusak kepercayaan publik pada ilmu pengetahuan.

Pusat dari kekhawatiran global saat ini adalah klaim yang kembali digaungkan figur politik senior di Amerika Serikat yang secara terbuka menyarankan wanita hamil untuk tidak mengonsumsi parasetamol (dikenal sebagai acetaminophen atau Tylenol di AS).

Alasannya, ada kaitan yang tidak terbukti dengan peningkatan risiko autisme. Menurut laporan dari The Guardian (27/9/2025), Prof. Paul Kelly menggambarkan saran tersebut sebagai “bom” yang dilemparkan dan harus dinetralkan oleh para profesional kesehatan.

Klaim ini langsung ditolak oleh berbagai badan kesehatan dan regulator obat-obatan di seluruh dunia:

  • Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan regulator di Uni Eropa, Inggris (MHRA), dan Australia (TGA) menegaskan kembali bahwa parasetamol tetap menjadi pilihan pereda nyeri yang paling aman selama kehamilan saat diperlukan (The Guardian, 24 September 2025; CBS News, 23 September 2025).
  • The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebut klaim ini “tidak bertanggung jawab” karena mengirimkan pesan yang membingungkan dan berpotensi berbahaya bagi pasien hamil yang mungkin memerlukan obat tersebut untuk mengatasi demam atau nyeri (The Guardian, 23 September 2025).
  • Penelitian skala besar terbaru, termasuk studi Swedia yang melacak 2,4 juta kelahiran, tidak menemukan bukti kausal yang mendukung hubungan antara penggunaan parasetamol selama kehamilan dan autisme pada anak (The Guardian, 23 September 2025).

Erosi Kepercayaan dan Dampak Demokrasi

Misinformasi ini tidak hanya mengancam kesehatan individu, tetapi juga memiliki dimensi politik yang serius. Penyebaran narasi anti-vaksin dan klaim kesehatan yang salah oleh tokoh berpengaruh merupakan bagian “perang salib anti-ahli” yang merusak fondasi masyarakat.

Seperti dicatat oleh London Metropolitan University (25/9/2025), misinformasi politik seringkali didorong oleh motif untuk mencari “suara, klik, dan suka” tanpa mengindahkan integritas ilmiah. Akibatnya, masyarakat menjadi lebih terpolarisasi dan sulit memercayai panduan resmi.

Kekhawatiran utama meliputi:

  1. Peningkatan Penyakit yang Seharusnya Dapat Dicegah: Populasi yang didorong untuk tidak mempercayai vaksinasi menjadi lebih rentan. Di Inggris saja, hal ini telah menyebabkan peningkatan penyakit masa kanak-kanak seperti campak, yang seharusnya telah hampir diberantas.
  2. Melemahnya Sistem Kesehatan: Misinformasi mengurangi kepercayaan pada otoritas kesehatan dan institusi ilmiah, yang dapat menghambat respons publik yang terkoordinasi dan efektif jika terjadi krisis kesehatan di masa depan.
    Direktur Peter Doherty Institute for Infection and Immunity, Prof. Sharon Lewin, menyatakan bahwa misinformasi ini sangat mengkhawatirkan karena merusak institusi yang selama ini menjadi suar bagi panduan berbasis bukti (The Guardian, 27 September 2025).

Pada intinya, pertempuran melawan misinformasi telah menjadi pertarungan untuk melindungi kapasitas publik dalam membuat keputusan rasional dan berbasis fakta, yang merupakan inti dari kesehatan masyarakat dan fungsi demokrasi yang efektif.

Sebuah video dari 9 News Australia membahas mitos kesehatan umum di era misinformasi digital, yang relevan untuk memahami bagaimana para ahli mencoba melawan klaim yang didorong oleh figur publik.

*Photo by Elimende Inagella via Unsplash

Artikel lain sekategori:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

```


Exit mobile version