Berita pengembangan tampilan Facebook yang ramai direspon di mana-mana, ternyata juga mengundang banyak berita buruk. Sudah banyak laporan survey yang menyatakan bahwa pengguna tidak suka dengan perubahan ini. Ternyata, kritik terhadap Facebook tidak berhenti sampai di situ.
Beberapa waktu yang lalu, Nik Cubrilovic, seseorang yang mengaku blogger dan juga hacker menulis sebuah artikel yang cukup mengejutkan mengenai Facebook. Menurut temuannya, Facebook tetap melacak identitas penggunanya bahkan setelah logout dari sana.
Ketika pengguna login ke Facebook, atau ke hampir semua layanan di internet, maka secara otomatis peramban Anda akan menyimpan kode identitas anda dalam bentuk cookie. Cookie ini berisi daftar identitas Anda yang disimpan di peramban, atas perintah situs yang dikunjungi. Tujuan awalnya, memudahkan interaksi dengan pengguna. Setelah login, situs tersebut dapat mengenali pengguna melalui data cookie sehingga bisa menyediakan informasi yang relevan.
Contoh diagram dari situs osl.iu.edu di bawah ini, merupakan ilustrasi yang cukup sederhana mengenai cara kerja cookie. Cookie dalam contoh ini merupakan kompilasi data nama user dan password-nya. Ketika seseorang login, otomatis data itu dibungkus dalam bentuk kode yang akan mengenali identitas pemilik kode tersebut.
Begitu pula ketika login ke Facebook. Server Facebook akan menyimpan data identitas pengguna di cookie, lalu data itu bisa digunakan untuk melacak nama, daftar teman, dan semua data yang berkaitan dengan identitas si pengguna. Data itu lalu ditampilkan di halaman Facebook, sehingga ketika pengguna berpindah-pindah halaman di Facebook, si pengguna tidak perlu login berulang-ulang. Hal ini pula yang mengakibatkan pengguna tidak perlu login jika halaman peramban ditutup tanpa logout terlebih dahulu. Kecuali aplikasi perambannya atau komputernya di-restart.
Teorinya, cookie hanya digunakan pada saat pengguna login. Begitu pengguna logout, data itu secara otomatis harusnya terhapus. Tapi apa yang ditemukan Nik Cubrilovic tidak demikian. Ia melacak cookie yang tersimpan di komputernya, dan mendapati data-data di cookie masih digunakan bahkan setelah ia logout. Data itu bisa digunakan untuk melacak kunjungan ke situs apapun, yang memiliki fitur dari Facebook. Seperti yang Anda tahu, kini hampir setiap situs memiliki tombol “Like/Suka” dari Facebook, atau tombol dari media sosial lainnya.
Dengan mempertahankan cookie maka meski pengguna sudah logout dari Facebook, ia dapat dengan mudah menekan tombol “Like/Suka” tanpa harus login kembali. Tetapi selain itu, Facebook memiliki akses terhadap data perilaku si pengguna; kemana saja ia berkunjung selama di internet.
Tetapi isu ini kemudian sudah direspon Facebook. Nik Cubrilovic dan Facebook kemudian bertukar informasi, dan akhirnya Facebook sudah memperbaiki perilaku fitur login dan logout di situsnya. Menurut artikel lanjutan dari Nik Cubrilovic, Facebook telah memperbaiki perilaku fitur logout-nya dan memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi.
Tapi Nik tetap menyarankan, jika Anda ingin membuka Facebook, gunakan satu peramban khusus. Gunakan peramban lain untuk berselancar di internet, dan jangan pernah login ke Facebook. Biarkan satu peramban yang khusus digunakan untuk berinteraksi dengan situs Facebook, dan tidak untuk berselancar di tempat lain. Misalnya, Anda bisa menggunakan Mozilla Firefox dan Google Chrome. Keduanya gratis, dan dapat digunakan untuk berbagai Sistem Operasi, baik Mac, Linux, maupun Windows.
Jika mengakses internet di warnet atau meminjam komputer teman, jangan lupa untuk SELALU LOGOUT dari situs yang selesai dikunjungi, misalnya fasilitas email dari Gmail atau Yahoo, Facebok, Twitter, dll.
UPDATE: Google meluncurkan program Good To Know, yang salah satunya berjudul Stay Safe Online, membantu pengguna menggunakan internet secara aman. Lihat salah satu videonya berikut ini, mengenai Logout dan Shutdown.
*Foto diambil dari charissataylor.com