Anda benci dengan tontonan TV? Anda yang memegang remote control-nya, matikan saja TV-nya. Atau cari saluran lain yang lebih menarik. Televisi menawarkan hal positif dan negatif, kita lah yang harus mampu memilih.
Dalam video berikut ini, si tokoh TV berulang-ulang menyebut, I’m Just A TV. Para penonton yang lebih cerdas dari pada benda itu. Maka, sebenarnya pilihan ada di tangan penonton. Beda cerita bagi anak-anak yang masih butuh pendampingan dari orang tua atau orang yang lebih tua.
Buat anak-anak, televisi bisa menjadi semacam sihir yang menyedot seluruh perhatiannya, sementara mereka belum sanggup membedakan fiksi atau fakta. Mereka tidak boleh dibiarkan nongkrong di depan TV tanpa pengawasan.
Pada saat menonton video ini, anak-anak dapat diminta menyebutkan hal-hal yang “cerdas” yang disebutkan dalam video. Sayang sekali, video ini berbahasa Inggris, jadi mungkin tidak tepat digunakan pada anak Anda yang tidak berbahasa Inggris.
Cara lainnya, Anda bisa ceritakan kembali apa yang dikatakan “TV” dalam video ini kepada anak. Atau, gagasan ini bisa ditiru dengan video lain yang berbahasa Indonesia. Pendidikan semacam ini dapat meningkatkan cara berpikir kritis anak-anak terhadap media massa, tidak saja televisi.
Video ini disertai dengan cara mendiskusikannya bersama anak, atau bersama murid jika Anda adalah seorang guru. Tautannya bisa Anda dapatkan di sini, https://longlivekids.ca, lihat di bagian Smart As You. Untuk mengunduh materinya, Anda hanya perlu mendaftar. Gratis kok.
Iklan “Smart as You” (1997) ini buatan Concerned Children’s Advertisers (sekarang menjadi Companies Committed to Kids) di Kanada. Sebagian menilai iklan layanan masyarakat ini kurang menarik, mengingat teknik eksekusinya yang seadanya. Bila menilik tahun pembuatannya, teknologi animasi saat itu jelas belum secanggih hari ini.
Di sisi lain, ada yang menilai iklan ini “cukup oke”. Karena tujuannya mengingatkan anak untuk mematikan televisi, penampilan menyebalkan bisa jadi alasan penontonnya ingin mematikan TV. Apalagi, iklan ini diputar secara masif, sehingga nyaris semua warga Kanada saat itu mengenalnya.
Di luar soal kualitas iklan itu, faktanya layar hiburan pasif—televisi, pemutar DVD, video streaming komputer—telah menjamur di mana-mana. Anak berusia 12 bulan mendapatkan antara satu dan dua jam waktu layar per hari. Rupanya bagi anak sekecil itu TV bukanlah “media” pembawa pesan.
Sejumlah studi menyatakan anak-anak belum paham betul apa yang ia lihat hingga usia 2 tahun. Setelah paham apa yang ditontonnya , TV mungkin bisa bermanfaat bagi mereka. Sebelum itu, mereka hanya melihat cahaya yang berkedip, gambar yang bergerak dalam kotak bernama televisi.
*Gambar dari whitedot.org