I-XRAY Sang Pengungkap Data Pribadi – Melék Media


Beranda  »  Artikel » Media Baru   »   I-XRAY Sang Pengungkap Data Pribadi

I-XRAY Sang Pengungkap Data Pribadi

Oleh: Melekmedia -- 6 Oktober, 2024 
Tentang: , ,  –  Komentar Anda?

ray-ban meta

Pesatnya perkembangan teknologi membawa perubahan signifikan dalam cara kita mengakses dan mengelola data pribadi. Sebuah teknologi yang dinamai I-XRAY menimbulkan pertanyaan mendalam tentang keamanan dan privasi individu.

Awalnya adalah Ray-Ban Meta smart glasses, produk kolaborasi antara Ray-Ban dan Meta (Facebook). Diluncurkan pada 2021, kacamata pintar ini menghadirkan teknologi augmented reality (AR) dan fitur-fitur pintar. Sebuah riset mengungkap ada potensi pengungkap data pribadi di baliknya.

Kacamata pintar ini memang menggabungkan fesyen dan teknologi canggih. Ray-Ban Meta memiliki fitur utama seperti kamera bawaan untuk mengambil foto dan video secara hands-free; Speaker dan mikrofon untuk mendengarkan musik, menerima panggilan, dan mengaktifkan perintah suara.

Integrasi dengan media sosial memudahkan pengguna berbagi konten ke Facebook atau Instagram. Selain itu ada fitur asisten suara untuk menavigasi dan mengontrol fitur pada kacamata. Desainnya yang bergaya klasik Ray-Ban menjaga tampilan bergaya nan praktis.

Konsumen menyambut baik produk ini. Penjualan kacamata pintar ini menurut Essilor menunjukkan pertumbuhan signifikan. Pada kuartal keempat 2023, diperkirakan produk ini menghasilkan sekitar $77 juta, setara penjualan 234.000 unit, dengan harga per unit sekitar $329 (kisaran Rp5 juta).

Laporan AR Insider menyatakan Mark Zuckerberg mengklaim penjualan dan keterlibatan pengguna Ray-Ban Meta lebih baik dari yang diharapkan. Bersama mitra produksi mereka, EssilorLuxottica, Meta pun berencana meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan yang tinggi.

Keluhan pelanggan untuk Ray-Ban Meta

Tapi tak ada gading yang tak retak. Kacamata pintar Ray-Ban Meta, meskipun populer, telah menerima sejumlah keluhan dari pengguna. Beberapa masalah sering dikeluhkan, seperti dilaporkan Android Central, LaptopMag, dan beberapa media lain. Belum lagi isu keamanan data pribadi.

Di antara keluhan pengguna adalah kualitas lensa. Pengguna melaporkan lensa tidak memiliki lapisan anti-reflektif yang memadai, menyebabkan refleksi dari mata dan wajah mereka terlihat di dalam lensa, terutama saat berkeringat.

Keluhan lainnya terkait daya tahan baterai. Baterai kacamata ini hanya bertahan sekitar 4 jam, lebih rendah dibandingkan dengan model sebelumnya. Pengguna mencatat bahwa meski bisa digunakan sepanjang hari untuk aktivitas ringan, baterai cenderung habis lebih cepat saat digunakan untuk streaming, musik, atau panggilan telepon.

Isu lain yang mengkhawatirkan adalah privasi. Banyak pengguna merasa tidak nyaman dengan potensi pelanggaran privasi yang mungkin terjadi. Meski kacamata ini dilengkapi LED yang menyala saat mengambil foto, beberapa orang merasa cemas ketika melihat orang lain mengenakan kacamata ini, khawatir akan diambil foto tanpa izin.

Beberapa pengguna juga mengeluhkan kesulitan saat mengambil foto. Tidak adanya jendela tampilan untuk membantu dalam membingkai foto, membuat pengambilan gambar menjadi sulit dan menghasilkan gambar yang tidak sesuai harapan.

Eksperimen I-XRAY pada Ray-Ban Meta

Belakangan ini sebuah riset mengungkap potensi bahaya terhadap keamanan data pribadi di balik kacamata pintar tersebut. Dua orang mahasiswa dari Universitas Harvard, AnhPhu Nguyen dan Caine Ardayfio, melalui proyek I-XRAY menerapkan pengenalan wajah pada kacamata Ray-Ban Meta.

Tujuan mereka sebenarnya mengeksplorasi dan meningkatkan kesadaran tentang risiko privasi dan keamanan data pribadi yang dapat ditimbulkan oleh teknologi ini. Kedua mahasiswa menunjukkan bagaimana informasi data pribadi dapat diakses dan disalahgunakan. Secara instan.

Teknologi I-XRAY bekerja dengan cara mengambil gambar dan mengakses data pribadi dari basis data pengenalan wajah secara otomatis. Ini dapat dilakukan saat pengguna/seseorang melihat wajah target melalui kacamata dimaksud. Jangan khawatir, saat ini mereka tidak berencana merilis perangkat lunak tersebut ke publik.

Data pribadi yang dapat diambil berupa informasi pekerjaan, nama, riwayat sosial, dan informasi lainnya yang sudah tersebar di internet. Teknologi ini lalu memanfaatkan algoritma untuk menghubungkan foto wajah dengan informasi yang tersedia secara daring, sehingga pengguna dapat mengakses data pribadi seseorang tanpa sepengetahuan mereka.

AnhPhu dan Caine menggambarkan bagaimana I-XRAY menggabungkan kemampuan Large Language Models (LLMs) dengan pencarian wajah terbalik (reverse image/face search), untuk mengotomatisasi pengambilan data pribadi. Teknologi I-XRAY dapat beroperasi sepenuhnya secara otomatis berkat kemajuan LLM. Sistem ini pun mampu memahami dan mengaitkan informasi dari berbagai sumber.

LLM menyusun informasi dari berbagai artikel dan sumber daring, yang memungkinkannya mengidentifikasi hubungan antar-data dan menguraikan identitas serta rincian data pribadi seseorang. Misalnya, jika LLM menemukan nama seseorang di satu artikel, ia dapat mengaitkannya dengan informasi dari artikel lain untuk membangun gambaran lengkap individu tersebut.

Pencarian wajah terbalik atau reverse image/face search yang dikombinasikan dengan LLM memungkinkan ekstraksi data secara lebih komprehensif. Melalui informasi yang diekstrak LLM, sistem dapat menggunakan layanan seperti FastPeopleSearch untuk mengidentifikasi alamat rumah, nomor telepon, dan anggota keluarga seseorang.

I-XRAY+Ray-Ban Meta ancaman data pribadi

Temuan kedua mahasiswa ini mengungkap problem etis yang mendesak dalam perkembangan teknologi dan pentingnya perlindungan privasi di era digital. Di antara ancaman terhadap data pribadi yang dibuktikan lewat I-XRAY pada kacamata Ray-Ban Meta itu antara lain:

  1. Pelanggaran Privasi: I-XRAY memungkinkan pengambilan informasi pribadi seseorang hanya dengan melihat wajah mereka. Ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang sensitif tanpa persetujuan, meningkatkan risiko pencurian identitas dan pelanggaran privasi.
  2. Manipulasi Sosial: Dengan akses mudah ke informasi pribadi, teknologi ini dapat digunakan untuk manipulasi sosial dan penipuan, seperti phishing. Penjahat siber dapat menggunakan data yang dikumpulkan untuk menipu korban dengan lebih efektif.
  3. Ketidakamanan Data: Informasi yang diperoleh melalui teknologi ini berpotensi disimpan dan digunakan oleh pihak ketiga untuk tujuan yang tidak etis, seperti pemantauan atau pengawasan yang tidak sah.
  4. Stigma Sosial: Penggunaan teknologi semacam ini dapat menciptakan stigma sosial, di mana individu menjadi lebih waspada dan tidak nyaman ketika berinteraksi dengan orang yang menggunakan perangkat pengenalan wajah, menimbulkan ketidakpercayaan dalam situasi sosial.
  5. Implikasi Hukum: Dengan potensi untuk melanggar hukum privasi yang ada, penggunaan I-XRAY dapat membawa risiko hukum bagi penggunanya, terutama jika informasi yang dikumpulkan digunakan secara tidak sah.

Mengingat betapa berbahayanya teknologi ini, perhatikan langkah-langkah untuk menghapus data pribadi dari basis data layanan penyimpan data pribadi. Dengan menghapus informasi tersebut, efektivitas teknologi seperti ini dapat diminimalkan, demi melindungi privasi.

Layanan seperti Pimeyes menyediakan fitur untuk meghapus data pribadi. Sementara, Facecheck.id, atau FastPeopleSearch saat artikel ini ditulis tidak bisa diakses. Menurut catatan pengembang I-XRAY, layanan FastPeopleSearch tidak jelas dalam menghapus data pribadi pengguna. Kunjungi situs web masing-masing dan ikuti petunjuk untuk menghapus data diri Anda.

Banyak orang tidak menyadari bahwa hanya dengan nama, seseorang dapat sering mengidentifikasi data pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, dan nama kerabat. The New York Times pernah membuat panduan bagaimana “menghilangkan” diri dari internet.

Saran lain untuk menghindari penyalahgunaan data pribadi, adalah dengan menjaga jejak digital seminimal mungkin. Secara umum, mengurangi jejak digital Anda dapat membantu. Ini termasuk menghindari berbagi informasi pribadi secara berlebihan di media sosial dan mengatur privasi akun Anda agar lebih ketat.

Bila memungkinkan, selalu gunakan alat privasi semisal layanan VPN yang kredibel. Menggunakan alat privasi seperti VPN saat meramban dapat membantu menyembunyikan identitas dan lokasi, sehingga mengurangi kemungkinan data Anda terdeteksi oleh sistem seperti I-XRAY.

Cara lain, Anda juga bisa minta Google menghapus data priabdi dari hasil penelusuran di mesin pencari miliknya. Ini bisa mengurangi penyebaran data pribadi yang telanjur tersimpan di internet.

*Photo by Meta

Artikel lain sekategori:

Komentar Anda?



Exit mobile version