Hati-hati Saat Berbagi (1,5 jam)?

Bagian pertama ini menyoal "Hati-hati saat berbagi" (Share with Care). Pada dasarnya materi ini tentang privasi di internet untuk segala usia. Pesan intinya, hampir tidak mungkin mengambil kembali apa yang Anda bagikan di internet, mengontrol siapa yang akan melihatnya, atau memperkirakan seberapa lama konten tersebut akan bertahan di dunia maya.

Jangan Tertipu Konten Palsu (1,75 jam)?

Penting untuk memahami bahwa kontak atau konten yang ditemukan secara daring belum tentu benar, dan bisa saja penipuan atau pencuri informasi, identitas, atau properti lain. Penipuan daring seringkali menggoda pengguna dari segala usia menanggapi postingan dan promosi palsu—terkadang dari orang yang berpura-pura menjadi seseorang yang mereka kenal.

Amankan Data Pribadi (1,5 jam)?

Siapa pun berselancar di Internet—game, telepon, asisten digital, komputer, dll.—perlu mengetahui dasar-dasar privasi dan keamanan daring. Melindungi perangkat dan informasi pribadi di dalamnya berarti memikirkan apa yang "masuk dan keluar" dan bijak dengan kata sandi.

Bersikap Baik itu Keren (1,25 jam)?

Internet dapat menonjolkan kebaikan juga hal-hal negatif. Belajar mengekspresikan kebaikan dan empati—dan bagaimana menanggapi hal negatif serta pelecehan—sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan mengurangi intimidasi, depresi, dan masalah lainnya.

Jangan Diam (1,25 jam)?

Penting bagi warganet untuk memahami bahwa mereka tidak sendirian saat melihat konten online yang menimbulkan rasa tidak nyaman—terutama jika bisa melukai seseorang. Jangan ragu untuk bertindak atau mencari bantuan dari seseorang yang dipercayai. Ketahuilah ada berbagai cara untuk mengambil tindakan.
1.1 Ada kalanya tak perlu berbagi

Ini adalah pelajaran dasar tentang privasi di internet untuk orang-orang dari segala usia. Hampir tidak mungkin untuk mengambil kembali apa yang telah dibagikan, paling mungkin adalah mengontrol siapa yang akan melihatnya sekarang atau nanti pada masa depan.

Dalam materi Ada kalanya tak perlu berbagi ini Anda akan:

  • Mengidentifikasi jenis informasi pribadi yang harus dirahasiakan dan mengapa.
  • Mengingat bahwa setiap orang berhak untuk dihormati keputusan privasinya.

Ingatlah, apa yang Anda posting atau bagikan dapat dilihat oleh orang yang belum pernah Anda temui. Setelah konten tentang Anda terunggah daring, ia bisa bertahan selamanya—bahkan jika orang lain hanya mengambil tangkapan layar dan membagikannya. 

Pelajari kisah permainan di fitur Add Yours dari Instagram berikut ini, bagaimana kasus tersebut bisa berlaku dalam hal kiriman berbahaya di media sosial, atau di internet pada umumnya. Lanjutkan dengan menjawab pertanyaan refleksi pada bagian berikutnya. 

Permainan 'Maut' Add Yours di Instagram

Fitur di media sosial seperti “Add Yours” dari Instagram bisa mengundang bahaya. Fitur yang menghebohkan netizen Indonesia, ini membuat pengguna lupa ada beberapa informasi yang seharusnya haram dibagikan ke publik.

Lantaran fitur seperti ini, data-data pribadi tersebar secara sukarela. Stiker lewat Stories yang diumumkan Instagram per 1 November 2021 itu memungkinkan pengguna memulai tren atau tantangan. Bisa berbentuk gambar atau video (disertai teks), agar diikuti pengikutnya (follower).

Salah satu kasus mencuat ketika tantangan direspons adalah variasi nama panggilan pengguna. Beramai-ramai Instagramer menyebarkan nama panggilannya kepada publik. Rupanya bukan sekadar publik pengguna biasa yang memantau, tetapi juga pelaku kejahatan.

Seseorang mengaku dikontak oleh pelaku yang menyaru sebagai temannya, lalu meminjam uang. Karena si penipu menyebut korban dengan nama panggilan yang (awalnya) hanya diketahui oleh teman akrab, si korban pun tak berpikir panjang.

“Yang bikin temen saya percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adalah panggilan kecil teman saya, yang hanya orang dekat yang tahu. Terus dia inget dia abis ikutan (challenge Add Yours),” ujar seorang netizen lewat akun Twitter-nya, Selasa (23/11/2021).

Pakar keamanan siber menyatakan fitur seperti Add Yours bukan akar masalah dalam modus kejahatan. Kecerobohan pengguna-lah yang menjadi penyebab dari maraknya kejahatan rekayasa sosial itu.

Baca tentang Social Engineering di artikel berikut

Kasus di atas menjelaskan begitu mudahnya informasi pribadi bersifat rahasia dibagikan ke publik, lantaran terbawa suasana. Bahkan ketika aksi tersebut bukan rekayasa pelaku kejahatan, publik mudah terjebak dalam situasi yang membahayakan dirinya.

Itulah mengapa privasi penting. Anda perlu melindunginya dengan membatasi khalayak yang bisa melihat kiriman, atau hanya membagikan apa yang benar-benar perlu dibagikan. Dengan kata lain, berhati-hatilah dengan apa yang Anda katakan, kirimkan, dan bagikan secara publik di ranah daring.

Ada kalanya tak perlu memposting apa pun—tidak perlu bereaksi terhadap postingan, foto, atau komentar seseorang. Pikir lagi saat membagikan sesuatu (bahkan jika itu hanya lelucon), membagikan secara berlebihan (berbagi terlalu banyak), atau memposting informasi pribadi.

Informasi seperti nama kecil, nama ibu, alamat rumah beserta nomor teleponnya, alamat email pribadi, apalagi kata sandi untuk akun apapun, atau riwayat pendidikan dan pekerjaan harusnya bukan konsumsi publik. Informasi itu hanya perlu dicatat dalam kurikulum vitae. Apalagi bila Anda bukan pejabat publik.

Mungkin pernah mendengar kredo “mikir sebelum posting“? Itu adalah saran yang sangat bagus. Cara menghormati privasi Anda dan orang lain adalah memikirkan apa yang boleh diposkan, siapa yang mungkin melihat, apa pengaruhnya terhadap Anda dan orang lain (besok atau kapanpun pada masa depan).