Dalam materi pembelajaran kali ini Anda akan meninjau tiga skenario dan membayangkan bagaimana masing-masing skenario memiliki solusi privasi yang berbeda.
Dalam materi Biarlah tetap privat berikut ini Anda akan:
- Menganalisis cara melihat masalah privasi dari sudut pandang yang berbeda.
- Memahami bahwa skenario yang berbeda membutuhkan tingkat privasi yang berbeda.
Bacalah dan bayangkan tiga skenario tentang isu privasi di dunia daring berikut ini. Pada bagian akhir setiap skenario Anda akan menemukan pembahasan dan kesimpulan yang bisa dipelajari.
Skenario-1:
Seseorang memberi tahu Budi bahwa ada baiknya untuk mengubah kata sandi dan kode sandi di ponsel sekali waktu. Jadi mereka memutuskan untuk mengubah kata sandi untuk aplikasi gim favorit mereka. Sahabat Budi, Allo, suka bermain gim juga tetapi tidak memiliki login. Allo kemudian memainkan gim menggunakan akun login milik Budi. Budi dengan senang hati membagikan kata sandi baru kepada Allo.
- Apakah baik bila Budi mengubah kata sandinya?
- Apakah baik bila Budi membagikan kata sandinya kepada Allo? Mengapa?
Bagaimana jika Budi membagikan kata sandi untuk akun media sosialnya juga? Apakah jawaban Anda masih sama? Masihkah sama bila mereka sudah dewasa dan punya teman yang berbeda?
Pembahasan Skenario-1
Apakah mengubah kata sandi itu praktik yang baik? Ya, ini adalah praktik dasar privasi yang baik. Anda disarankan memiliki kata sandi yang berbeda untuk setiap perangkat yang berbeda, atau layanan yang berbeda. Pun, Anda perlu mengubahnya setidaknya setahun sekali.
Apakah aksi Budi membagikan kata sandinya kepada Allo adalah praktik yang baik? Tidak. Anak-anak mungkin pernah membagikan kata sandinya kepada teman-teman mereka. Mungkin itu terjadi karena mereka tidak tahu bahwa ini bukanlah praktik privasi atau keamanan digital yang baik.
Banyak alasan mengapa ini tidak boleh dilakukan, di antaranya adalah:
- Kadang-kadang persahabatan tidak berakhir baik bahkan berubah menjadi permusuhan—apakah Anda ingin seseorang yang marah atau memusuhi Anda, memiliki kata sandi akun Anda? Bagaimana bila ia membagikannya kepada orang lain? Anda sudah kehilangan kepercayaan terhadap mereka, karenanya jangan ambil risiko.
- Bagaimana bila teman Anda memiliki kode sandi ke ponsel Anda dan masuk, berpura-pura menjadi Anda dan—meski hanya bercanda—membuat kiriman aneh atau jahat tentang orang lain yang Anda berdua kenal? Publik akan melihat Andalah pelakunya, dan Anda yang akan menanggung konsekuensinya.
- Bila Anda membagikan kata sandi Anda dengan seseorang yang kemudian pindah tempat tinggal, apakah Anda ingin mereka dapat mengakses akun dan informasi pribadi Anda selamanya?
- Bagaimana jika Anda sedang bermain gim dan pemain lain meminta login Anda agar mereka dapat bermain seperti Anda? Maukah Anda memberi mereka info masuk itu meskipun mereka adalah teman? Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan dalam gim itu, dan bagaimana mereka dapat melakukan semua yang dapat Anda lakukan di akun Anda. Apakah itu normal? Apakah minggu depan masih terasa normal, bagiamana dengan tahun depan?
Bagaimana saat Budi membagikan kata sandi akun media sosialnya juga? Ya, jawaban yang sama: tidak baik membagikan kata sandi untuk jenis akun apa pun. Seperti pada butir pertama dalam daftar alasan di atas, pertemanan bisa berubah, terkadang teman terkadang menjadi mantan teman, dan Anda tidak perlu mengambil risiko.
Bila seseorang yang tidak lagi Anda percayai dapat mengakses akun pribadi, mereka bisa saja mengedit info, membuat Anda terlihat buruk, membuat Anda seolah memposting sesuatu yang jahat tentang orang lain, dll. Daftar risikonya bisa panjang dan mengandung konsekuensi yang tak terbayangkan.
Skenario-2:
Wati senang menulis di buku harian pribadinya. Anda tahu bahwa seorang teman lain bernama Deden menemukan buku harian itu saat berkunjung ke rumahnya, dan ia berpikir akan jadi lelucon menarik bila memposting bagian dari isi buku tersebut secara daring.
- Apakah Deden salah bila memposting informasi tersebut ke internet? Apakah itu lucu? Mengapa?
- Bagaimana perasaan Anda jika seseorang melakukan ini terhadap sesuatu yang ingin Anda rahasiakan dari orang lain?
Pembahasan Skenario-2
Apakah Deden salah? Apakah aksinya itu lucu? Mengapa? Beberapa orang mungkin akan menganggap hal ini lucu, tetapi coba kita dalami lagi masalahnya: Bagaimana perasaan Wati bila curahan hatinya dalam buku harian itu diekspos ke publik tanpa ia tahu? Bagaimana perasaan Anda bila seseorang melakukan hal ini terhadap sesuatu yang ingin Anda rahasiakan?
Siapapun tak mau rahasia mereka tersebar ke publik tanpa alasan yang jelas. Setiap orang punya hak atas rahasia pribadi mereka, ini bisa disebut privasi—setidaknya sebagian kecil dari privasi. Anda berhak punya rahasia yang bahkan tidak terjangkau hukum bila tak ada pelanggaran.
Privasi adalah konsep besar, yang tidak terbatas pada apa yang ingin Anda sembunyikan dari orang lain. “Privasi bukan tentang apa yang ingin kita sembunyikan, tetapi tentang apa sesuatu yang harus dilindungi,” kata Edward Snowden. Privasi juga berarti kedaulatan untuk berpikir, merdeka untuk mengekspresikan diri berdasarkan apa yang menurut kita benar.
Skenario-3:
Anda tahu bahwa seorang teman membuat akun media sosial palsu yang meniru orang lain dan membuat yang ditiru terlihat buruk, terutama dengan menampilkan sejumlah informasi pribadi korban.
- Apakah korban pemalsuan berhak untuk tahu—apakah Anda akan memberi tahunya?
- Anda tahu siapa pelakunya. Haruskah Anda meminta pelaku menghapusnya?
- Haruskah Anda memberi orang tepercaya lainnya?
- Apa yang bisa terjadi jika tidak ada yang berbuat sesuatu?
Pembahasan Skenario-3
Anda pasti sudah tahu jawabannya, bahwa korban tentu punya hak untuk tahu. Bila Anda mengetahuinya sebelum korban, sebaiknya segera memberitahu si korban agar tidak telanjur menimbulkan kerugian yang besar. Tapi, mungkin ada yang berpendapat lain.
Tidak semua orang akan merasa nyaman menghadapi penyerang, dan itu lumrah saja. Tanyakan kepada teman apakah ada yang merasa nyaman melakukan itu dan mengapa. Bila Anda merasa percaya diri untuk melakukannya, ini pilihan yang baik.
Bila tak ada yang berani turun tangan, sebaiknya memberi tahu pihak lain yang bisa mengingatkan si pelaku untuk menghapusnya. Melindungi orang lain dari bahaya—termasuk rasa malu, pengucilan sosial, pelecehan, dan intimidasi—adalah hal penting. Yang penting niatnya adalah melindungi seseorang.
Bila hal seperti ini dibiarkan, kerusakan atau kerugian akan ditimbulkan terhadap korban. Hal ini sangat berbahaya, karena dampaknya bisa serius. Ada korban yang rahasianya dibeberkan lewat online lalu bunuh diri karena merasa dipermalukan. Kita tak ingin hal seperti ini menimpa orang yang kita kenal, atau siapapun.