Anda akan belajar membingkai ulang komentar negatif menjadi lebih positif, dan belajar mengarahkan interaksi negatif menjadi lebih positif.
Dalam materi Menjadi warganet manis berikut ini Anda akan:
- Mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan cara yang positif dan efektif.
- Menanggapi sikap negatif secara konstruktif dan sopan.
Perilaku warganet Indonesia dinilai kurang membanggakan. Dalam riset Microsoft tentang Indeks Keadaban Digital atau Digital Civility Index pada 2020, ranking Indonesia termasuk buruk. Warganet kurang beradab?
Pengguna internet rentan terpapar berbagai jenis konten online, beberapa di antaranya pesan negatif yang mendorong perilaku buruk. Anda (atau siapa pun yang Anda kenal) mungkin pernah melihat seseorang bersikap negatif di web. Bagaimana perasaan Anda terhadapnya?
Kita dapat mengekspresikan emosi negatif tetapi mengubahnya menjadi lebih positif dalam komunikasi daring. Perhatikan beberapa contoh dalam permainan berikut, coba pilih mana yang bernada positif:
Terkadang emosi negatif mendominasi pikiran sehingga menghasilkan perilaku kurang baik, seperti membuat komentar negatif di internet. Inilah kenapa sebaiknya jauhi internet bila Anda sedang merasa marah atau sedih, karena pengaruh emosi bisa menghasilkan pernyataan yang akan nantinya disesali.
Sebaliknya, bagaimana perasaan Anda saat mengalami tindakan kebaikan secara acak di web? Apa yang dapat kita lakukan untuk mengubah interaksi negatif menjadi interaksi positif?
Menghadapi komentar negatif
Di internet, ada istilah flaming atau bisa disetarakan dengan ngotot dalam diskusi. Saat diskusi makin panas, ngotot bisa disertai kata-kata yang kasar dan menyakitkan. Ini bisa terjadi baik dalam tulisan, gambar, maupun percakapan online lewat suara/video.
Jangan sampai larut, hati boleh panas, tetapi kepala harus tetap dingin. Cobalah beberapa trik berikut yang dicontohkan oleh situs Wikihow:
1. Tanggapi semua komentar dengan sopan.
Dalam kebanyakan kasus, ini paling penting, tetapi jika berurusan dengan flamer, segalanya bisa berbuah cepat. Calon flamer kemungkinan memanfaatkan masalah ini, dan menolak untuk berhenti. Jika dia ingin berdebat tentang poin-poin penting, atau ingin memperbesar ruang lingkup ketidaksepakatan, lanjutkan dengan sangat hati-hati.
Contoh:
A: “Hei, aku keren lho, siapa mau nonton denganku?”
B: “Hah, siapa pula mau jalan sama elu?”
A: “Hehehe, nggak tahu ya, kamu mungkin mau?”
2. Pastikan persepsi Anda tentang situasi tersebut.
Jangan takut untuk mencari panduan dari anggota tepercaya di komunitas internet yang diikuti sebelum merespons. Pahamilah situasinya sebisa mungkin. Bila melibatkan Anda, yakinkan bahwa Anda benar sebelum membela diri.
Contoh lanjutan:
A: “Hehehe, nggak tahu ya, kamu mungkin mau?”
B: “Muka lu jelek. Gak mau gw jalan ama lu!”
A: “Ok, gak masalah. Gak perlu marah-marah kan.”
3. Tetap tenang.
Anda mungkin ingin membalas beberapa ejekan, tetapi ini hanya akan memperparah keadaan. Di sebagian besar forum, debat yang berlarut-larut dapat mengakibatkan pesertanya ditendang karena melanggar aturan.
4. Gunakan logika untuk menentukan posisi.
Buat alasan terhadap apa yang Anda katakan, dan jangan gunakan kesalahan apa pun yang memungkinkan pelaku mendapat bahan untuk meneruskan ejekan atau hinaan. Flamers ingin Anda kehilangan kendali. Anda tidak boleh menyerah!
5. Segera tutup percakapan.
Flamer mungkin sangat emosional tentang masalah ini. Anda mungkin menjadi target troll dan mereka ingin Anda bereaksi. Hindari sarkasme, jangan kasar. Tujuan Anda adalah untuk mendinginkan situasi, bukan untuk memicu situasi menjadi lebih sulit. Diamkan saja bila perlu, atau segera tutup percakapan.
Contoh lanjutan:
A: “Ok, gak masalah. Gak perlu marah-marah kan.”
B: “Siapa sih yang mau dekat sama muka jelekmu!?”
A: “Oh, ok. Kalau kamu nggak mau, ya sudah. Gak masalah. Sudah ya, ga ada gunanya debat soal ini. Masih ada orang lain yang bisa diajak ngobrol. “
6. Abaikan respons apa pun.
Jangan merasa perlu menjelaskan motif Anda, latar belakang posisi dan hak Anda untuk menjadi bagian dari komunitas, dan seluruh riwayat hidup Anda. Seorang flamer akan menuntut semua itu dari Anda dan banyak lagi. Jangan terjebak. Biarkan saja, tak usah lagi menanggapi. Ingat, Anda sudah menutup percakapan.
Meski flaming tidak selalu dilarang dalam komunikasi virtual, flame wars—ketika dua atau tiga orang saling bertukar komentar penuh amarah—harus dikendalikan. Jangan menyiram bensin ke api; padamkan kemarahan dengan mengarahkan diskusi kembali ke arah yang lebih produktif.
Bereaksi terhadap sesuatu yang negatif dengan sesuatu yang positif dapat mengarah pada percakapan yang lebih menyenangkan dan menarik—yang jauh lebih baik daripada berusaha membersihkan kekacauan yang disebabkan oleh komentar tidak baik.
Apabila terjadi sesuatu yang benar-benar di luar kendali dan sudah menjurus kriminalitas, sebaiknya laporkan ke pengelola platform, atau mungkin ke pihak berwenang yang lain.