
Studi eksperimental skala besar menunjukkan manfaat signifikan dari mengurangi akses internet lewat smartphone. Penelitian dalam jurnal PNAS Nexus pada 18 Februari 2025 mengungkapkan dampak memblokir akses internet di smartphone selama dua minggu.
Studi kolaboratif internasional ini dipimpin oleh Dr. Noah Castelo dari Departemen Marketing, Business Economics, and Law, University of Alberta, Kanada. Tim peneliti melibatkan pakar dari berbagai institusi terkemuka.
Studi berjudul “Blocking mobile internet on smartphones improves sustained attention, mental health, and subjective well-being.” berlangsung selama satu bulan penuh dengan desain randomized controlled trial (RCT) yang melibatkan pengukuran di tiga titik waktu.
Partisipan direkrut dari Prolific.co, sebuah platform riset online, dengan kriteria pengguna iPhone di Amerika Serikat dan Kanada. Rata-rata usia partisipan adalah 32 tahun, dengan 63% perempuan. Komposisi etnis mencakup 62% Kulit Putih, 15% Asia, 9% Kulit Hitam, dan 12% lainnya.
Penelitian ini menggunakan aplikasi Freedom untuk memblokir dan memantau akses internet mobile secara objektif – sebuah terobosan metodologis karena kebanyakan studi sebelumnya hanya mengandalkan laporan diri partisipan.
Pendeknya, memblokir akses internet di hape selama 2 minggu secara signifikan meningkatkan kesehatan mental, dengan penurunan gejala depresi. Selain itu, kesejahteraan hidup meningkat karena peningkatan kepuasan hidup, dan kemampuan dalam fokus serta perhatian.
Temuan Utama
Riset secara umum menunjukkan peningkatan kesejahteraan mental, kesehatan psikologis, dan kemampuan mempertahankan perhatian secara signifikan. Dari 467 partisipan yang terlibat, hasil penelitian menunjukkan perbaikan substansial pada tiga indikator kunci:
Kesejahteraan subjektif (termasuk kepuasan hidup dan emosi positif) meningkat dengan efek setara Cohen’s d = 0.45.
Kesehatan mental membaik secara dramatis (d = 0.56) – bahkan lebih besar dari efek meta-analitik obat antidepresan. Gejala depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya berkurang signifikan.
Kemampuan mempertahankan perhatian yang diukur secara objektif menggunakan gradual onset continuous performance task (gradCPT) meningkat (d = 0.23) – setara dengan pemulihan kemampuan fokus yang biasanya menurun selama 10 tahun penuaan.
Yang mengejutkan, 91% partisipan mengalami perbaikan pada setidaknya satu dari tiga indikator tersebut.
Mekanisme di Balik Manfaat
Penelitian mengidentifikasi beberapa mekanisme yang menjelaskan efek positif ini:
- Perubahan penggunaan waktu: Partisipan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersosialisasi langsung, berolahraga, berada di alam, dan menekuni hobi
- Berkurangnya konsumsi media di semua perangkat
- Peningkatan rasa kontrol diri dan koneksi sosial
- Tidur lebih banyak rata-rata per malam
“Ketika orang tidak memiliki akses ke internet mobile, mereka menghabiskan lebih banyak waktu di dunia offline – bersosialisasi secara langsung, berolahraga, dan berada di alam. Perubahan penggunaan waktu ini menjelaskan sebagian dari perbaikan kesehatan mental yang kami amati,” jelas para peneliti dalam studi tersebut.
Meski manfaatnya jelas, kepatuhan menjadi tantangan besar. Dari 467 partisipan yang berkomitmen memblokir internet mobile, hanya 25,5% yang memenuhi kriteria kepatuhan penuh (mempertahankan blokir minimal 10 dari 14 hari).
Ini menunjukkan betapa sulitnya melepaskan diri dari ketergantungan pada konektivitas konstan. Namun, bahkan partisipan yang tidak sepenuhnya patuh tetap mengalami perbaikan signifikan, menunjukkan bahwa sekadar mengurangi penggunaan internet mobile sudah bermanfaat.
Studi juga menemukan bahwa orang dengan tingkat “fear of missing out” (FoMO) yang lebih tinggi mengalami peningkatan kesejahteraan dan kesehatan mental yang lebih besar saat memblokir internet mobile. Ini mungkin karena internet mobile sendiri memperburuk FoMO.
Konteks dan Keterbatasan
Penelitian ini melibatkan mayoritas partisipan yang sudah termotivasi mengurangi penggunaan smartphone – 83% menyatakan sangat ingin mengurangi penggunaan perangkat mereka. Separuh pengguna hape di Amerika, dan 80% yang berusia di bawah 30 tahun, merasa mereka terlalu banyak menggunakan perangkat.
Para peneliti mengakui beberapa keterbatasan, termasuk kemungkinan efek plasebo dan fakta bahwa partisipan mengetahui tujuan studi. Namun, penggunaan pengukuran objektif untuk kemampuan perhatian dan pengambilan sampel suasana hati melalui SMS membantu mengurangi kekhawatiran ini.
Implikasi untuk Pengguna Smartphone
Temuan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang harga yang kita bayar untuk konektivitas konstan. Rata-rata waktu layar partisipan sebelum intervensi (sekitar 5 jam per hari) sangat mirip dengan pengguna hape di Amerika pada umumnya.
“Hasil kami memberikan bukti kausal bahwa memblokir internet mobile dapat meningkatkan hasil psikologis penting, dan menunjukkan bahwa mempertahankan status quo koneksi konstan ke internet mungkin merugikan penggunaan waktu, fungsi kognitif, dan kesejahteraan,” tulis para peneliti.
Studi ini adalah yang pertama menguji efek kausal dalam eksperimen yang menggunakan intervensi untuk mengurangi penggunaan smartphone dan melacak kepatuhan secara objektif.
Hasilnya menunjukkan bahwa bagi banyak orang, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan perangkat mereka dapat membantu mencapai keseimbangan antara manfaat praktis yang ditawarkan hape dengan konsekuensi negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan mental.
*Photo by Phyo Min via Unsplash