Beranda  »  Tata Laksana » Untuk Umum   »   Tips Penggunaan GenAI untuk Akademisi

Tips Penggunaan GenAI untuk Akademisi

Oleh: Melekmedia -- 8 Juli, 2025 
Tentang: ,  –  Komentar Dinonaktifkan pada Tips Penggunaan GenAI untuk Akademisi

Etika Photo by Ruca Souza from Pexels

Sejak dirilisnya Chat Generative Pre-trained Transformer (ChatGPT) pada 2022, teknologi ini makin mudah diakses. Namun, penggunaannya diikuti isu etis seperti plagiarisme sampai utang kognitif yang membahayakan otak.

ChatGPT merupakan aplikasi AI generatif dengan teknologi model bahasa besar (LLM), potensinya luar biasa membantu dalam berbagai tugas. Peneliti bisa menggunakannya untuk penyusunan draf awal, penyederhanaan konsep, hingga perbaikan tata bahasa.

Adopsi yang meluas ini juga bikin tantangannya makin serius, termasuk isu plagiarisme, “halusinasi” AI (informasi yang tidak akurat atau dibuat-buat), dan referensi yang tidak valid.

Berbagai universitas di seluruh dunia pun mulai merumuskan kebijakan yang menekankan integritas akademik, transparansi, penggunaan AI sebagai alat bantu (bukan pengganti pemikiran kritis), perlunya verifikasi output AI, dan batasan penggunaan data pribadi.

Pengelola jurnal dan penerbit akademik tak ketinggalan menetapkan pedoman. Organisasi seperti Committee on Publication Ethics (COPE), International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), dan World Association of Medical Editors (WAME) punya arahan spesifik.

Semua sepakat pada transparansi mutlak penggunaan AI (idealnya di bagian metode), penegasan bahwa alat AI tidak dapat dianggap sebagai penulis karena tidak dapat memikul tanggung jawab atau akuntabilitas.

Tulisan berjudul “Artificial intelligence-assisted academic writing: recommendations for ethical use” (2025) oleh Adam Cheng, dkk., adalah salah satu sumbangan ide agar AI dapat digunakan secara bertanggungjawab. Artikel ini menyadur beberapa pemikiran dari situ, dan sumber lainnya.

Motivasi utama penulisan artikel tersebut adalah untuk memberikan panduan yang jelas dan etis bagi para akademisi, khususnya di bidang simulasi perawatan kesehatan. Dengan begitu alat GenAI seperti ChatGPT dapat digunakan secara sah.

Prinsip Utama

Satu hal yang perlu diingat: Akuntabilitas manusia sepenuhnya. Penulis manusia memegang tanggung jawab penuh atas semua konten yang diterbitkan, termasuk akurasi, orisinalitas, dan integritas referensi. ChatGPT adalah alat bantu, bukan penulis atau entitas yang bertanggung jawab.

Selain itu, tentu saja Transparansi mutlak. Selalu ungkapkan penggunaan ChatGPT atau alat AI generatif lainnya dalam naskah Anda. Bagian mana saja yang dibantu AI, dan bagaimana pemanfaatannya dalam tulisan.

Mempertimbangkan peran utama manusia sebagai penulis, rasanya perlu menyinggung pemanfaatan fitur Canvas di ChatGPT. Berbeda dengan fitur tanya-jawab yang biasa Anda lihat, di Canvas Anda bisa menulis sendiri.

Dari hasil tulisan itulah Anda bisa berkolaborasi dengan AI, memintanya merefleksi, curah pendapat, bahkan kritik atas tulisan yang sudah Anda buat. Dalam rekomendasi akan ada pembahasan tentang larangan memulai tulisan dari “kertas kosong” di ChatGPT.

Panduan Penggunaan Etis

  1. Penggunaan yang Direkomendasikan (Tingkat-1: Etis Diterima):
    • Pemeriksaan Tata Bahasa dan Ejaan: Gunakan ChatGPT untuk memperbaiki tata bahasa, sintaksis, dan ejaan. Pastikan hasil edit tetap mencerminkan gaya penulisan dan pemikiran kritis Anda.
    • Peningkatan Keterbacaan: Manfaatkan ChatGPT untuk menyempurnakan kalimat yang kompleks, memastikan naskah mengalir dengan baik dan mudah diikuti.
    • Terjemahan Bahasa: Gunakan untuk menerjemahkan bagian naskah ke bahasa lain, terutama untuk jurnal internasional. Namun, selalu periksa ulang terjemahan oleh penutur asli atau ahli bahasa untuk memastikan nuansa dan akurasi.
  2. Penggunaan yang Mungkin Etis (Tingkat-2: Perlu Perhatian Ekstra):
    • Pembuatan Kerangka (Outline) dari Konten yang Ada: ChatGPT dapat membantu menghasilkan kerangka awal berdasarkan struktur artikel standar (abstrak, pendahuluan, metode, dll.) jika Anda menyediakan konten atau ide inti. Pastikan kerangka yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan jurnal dan mencerminkan ide-ide Anda.
    • Meringkas Konten: Gunakan untuk meringkas bagian teks yang sudah Anda tulis. Pastikan produk akhir secara akurat mencerminkan ide dan wawasan Anda.
    • Meningkatkan Kejelasan Konten: ChatGPT dapat membantu meningkatkan kejelasan teks yang sudah Anda buat. Pastikan hasil edit AI tidak mengubah makna atau pesan utama.
    • Brainstorming Ide: Minta ChatGPT untuk memberikan argumen, kontra-argumen, atau perspektif baru berdasarkan pertanyaan atau teks asli Anda. Jika ide-ide yang dihasilkan digunakan, pastikan untuk memberikan atribusi yang sesuai dan mengeditnya untuk akurasi serta menghindari plagiarisme.
  3. Penggunaan yang Harus Dihindari (Tingkat-3: Etis Mencurigakan/Tidak Direkomendasikan):
    • Menulis Teks “De Novo” (dari Nol) tanpa Konten Asli: Jangan meminta ChatGPT untuk menulis seluruh bagian teks tanpa Anda memberikan ide atau konten asli. Ini berisiko memperkenalkan materi yang tidak akurat dan menghambat keterlibatan intelektual Anda dengan materi sumber.
    • Mengembangkan Konsep Baru: Hindari penggunaan ChatGPT untuk mengembangkan konsep baru secara mandiri. Proses ini harus menjadi domain pemikiran kritis dan kontribusi intelektual Anda.
    • Interpretasi Data Primer: Jangan gunakan ChatGPT untuk melakukan analisis utama atau interpretasi data penelitian Anda. Ini adalah proses intelektual inti yang harus dilakukan oleh penulis.
    • Tinjauan Literatur dan Referensi: ChatGPT terkenal tidak dapat diandalkan dalam menghasilkan referensi yang akurat dan dapat “berhalusinasi” referensi yang tidak ada. Selalu lakukan tinjauan literatur tradisional dan verifikasi semua referensi secara manual.
    • Pemeriksaan Kepatuhan Etis dan Plagiarisme: Meskipun ChatGPT dapat membantu dalam tata bahasa, jangan mengandalkannya untuk memastikan bahasa yang netral dan objektif atau untuk menghindari plagiarisme sepenuhnya. Bias dalam data pelatihan AI dapat memperpetuasi, bukan menghilangkan, bias. Verifikasi plagiarisme harus dilakukan dengan alat yang dirancang khusus dan tinjauan manual.

Praktik Terbaik untuk Transparansi:

  • Bagian Metode: Cara paling transparan untuk mengungkapkan penggunaan AI adalah di bagian metode naskah Anda. Jelaskan secara spesifik bagaimana alat AI digunakan, bagaimana output AI ditangani (misalnya, apakah ditinjau, diedit, atau diverifikasi sumber aslinya), dan bagaimana itu dimasukkan ke dalam naskah akhir.
  • Bukan Penulis: Jangan pernah mencantumkan ChatGPT atau alat AI lainnya sebagai penulis. AI tidak dapat memikul tanggung jawab atau akuntabilitas yang terkait dengan kepenulisan.
  • Pernyataan Pengungkapan: Beberapa jurnal mungkin memiliki format spesifik untuk pengungkapan penggunaan AI. Ikuti pedoman jurnal yang Anda tuju.

Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat memanfaatkan potensi ChatGPT untuk meningkatkan efisiensi penulisan Anda sambil tetap menjunjung tinggi standar integritas akademik dan etika.

*Photo by Ruca Souza from Pexels

Artikel lain sekategori:

Maaf, Anda tak bisa lagi berkomentar.


Topik
Komentar
Materi Kursus