M-01 Kepercayaan pada Jurnalisme (2,5j)?

Ruang redaksi harus berjuang mengemban peran sejarah mereka sebagai penjaga gerbang informasi, yang produknya bisa membantu menentukan kebenaran.

M-02 Kekacauan Informasi (3j)?

Modul ini menyarankan penggunaan istilah misinformasi dan disinformasi, daripada "berita palsu". Di dalamnya akan mengulas berbagai jenisnya dan posisinya dalam spektrum “kekacauan informasi”.

M-03 Tantangan Industri Berita (3,5j)?

Modul ini menguraikan runtuhnya model bisnis media berita komersial di era digital. Bersamaan dengan itu, transformasi digital dan munculnya media sosial telah memungkinkan legitimasi serta penyebaran disinformasi dan misinformasi.

M-04 Melawan Kekacauan Informasi (6,5j)?

Para peserta akan belajar cara mengembangkan dan menggunakan kerangka kerja berpikir kritis dari “Penilaian Reflektif yang Berorientasi” yang melibatkan penggunaan analisis, penafsiran, evaluasi, pengaturan diri, penarikan kesimpulan, dan penjelasan.

M-05 Pemeriksaan Fakta (2,5j)?

Modul ini berupaya membekali peserta dengan metodologi untuk mendeteksi klaim yang faktanya bisa diperiksa dan mengevaluasi bukti secara kritis, sesuai dengan norma dan standar etika.

M-06 Verifikasi Media Sosial (3j)?

Modul ini memperkenalkan berbagai strategi untuk menentukan keaslian sumber, foto, dan video, terutama konten yang dibuat pengguna (user-generated content, UGC) yang dibagikan melalui media atau jejaring sosial.

M-07 Melawan Pelecehan Daring (5j)?

Modul ini melawan upaya disinformasi dan minsinformasi yang menarget jurnalis dan penerbit daring lainnya, termasuk narasumber, yang berusaha memverifikasi atau membagikan informasi dan komentar.
M4.2 Berpikir kritis

Berpikir kritis

Makalah penelitian terbaru Dr. Peter A. Facione yang berjudul “Critical Thinking: What It Is and Why It Counts”1Facione, P. (2010, diperbarui). Ibid. Critical Thinking. adalah landasan yang baik untuk memahami “proses berpikir, pengambilan keputusan, dan proses berpikir individu dan kelompok yang efektif”. Semua itu sangat relevan pada zaman “pascakebenaran”, “berita palsu”, dan “fakta alternatif” ini.

Kuis berikut menguji sikap Anda terhadap berpikir kritis, dalam dua hari terakhir. Jika Anda menjawab secara jujur, kuis penilaian diri ini dapat menawarkan perkiraan kasar tentang apa yang Anda pikirkan tentang watak Anda secara keseluruhan terhadap berpikir kritis, dalam dua hari terakhir.

Jika total skor mencapai 70 persen atau lebih, penilaian Anda secara umum positif terhadap pemikiran kritis. Skor 50 persen atau lebih rendah menunjukkan penilaian diri yang menolak atau memusuhi pemikiran kritis. Sedangkan bila skor Anda antara 50 dan 70 persen menunjukkan Anda ambivalen atau tidak konsisten terhadap pemikiran kritis. Berapa skor Anda?

Patut diingat, pengukuran ini sifatnya sangat “kasar’, dan tidak bermaksud menghakimi. Untuk pengukuran disposisi berpikir kritis yang lebih lengkap dan lebih kuat, lihat California Critical Thinking Disposition Inventory (CCTDI) oleh Facione dan Facione, diterbitkan pada tahun 1992, oleh Insight Assessment.

Dalam pendekatan Facione, pemikiran kritis meliputi:
  • Rasa ingin tahu tentang berbagai masalah
  • Kepedulian untuk dan selalu terinformasi dengan baik
  • Kewaspadaan terhadap peluang untuk menggunakan pemikiran kritis
  • Percaya pada proses penyelidikan dengan nalar
  • Percaya pada kemampuan sendiri untuk berolah pikir
  • Berpikiran terbuka terhadap berbagai pandangan dunia yang berbeda
  • Fleksibilitas dalam mempertimbangkan berbagai alternatif dan pendapat
  • Memahami pendapat orang lain
  • Pikiran yang adil dalam menilai penalaran
  • Mengenali dan secara jujur menghadapi bias, prasangka, stereotip, atau kecenderungan egosentris diri sendiri
  • Kehati-hatian dalam menangguhkan, membuat, atau mengubah penilaian
  • Kesediaan untuk mempertimbangkan kembali dan merevisi pandangan ketika refleksi yang jujur menyarankan perubahan pandangan.

Seseorang bisa disebut pandai berpikir kritis saat memiliki disposisi yang sesuai dan mahir dalam proses kognitif, tapi di sisi lain belum menjadi pemikir kritis yang baik (dalam arti moral). Misalnya, seseorang dapat mahir mengembangkan argumen tetapi secara tidak etis menggunakan keterampilan ini untuk menyesatkan dan mengeksploitasi orang yang mudah tertipu, melakukan penipuan, atau sengaja membingungkan dan mengacaukan, dan menggagalkan proyek.

________________

  • 1
    Facione, P. (2010, diperbarui). Ibid. Critical Thinking.