Awalnya adalah sebuah kasus kecelakaan. Mobil Jazz berwarna merah dengan nomor polisi B 1864 POP menabrak 7 orang pejalan kaki, di Taman Sari, Jakarta Barat, pada Kamis (11/10/2012) sekitar pukul 17.30 WIB. Di antara korban, terdapat 2 orang polisi Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.
Tetapi kasus menjadi melebar ke persoalan foto si penabrak, Novi Amelia, sang model majalah dewasa. Bagaimana tidak, foto yang tersebar di internet itu menggambarkan kondisinya yang nyaris bugil. Netizen pun beramai-ramai berburu foto-foto tersebut, tak ketinggalan juga beberapa media online.
Dalam berbagai pemberitaan dijelaskan, Novi ketahuan menggunakan zat adiktif (narkoba) ketika berkendara hingga menabrak 7 orang korban tersebut. Meski tidak ditemukan barang bukti, tetapi polisi menemukan jejak narkoba dan minuman keras dalam urinnya. Psikiater rehabilitasi narkotik pun mengamini kesimpulan polisi. “Minuman keras dan narkoba dicampur. Akibatnya jiwa, perasaan, dan perilakunya terganggu,” kata, Dadang Hawari, seperti yang dikutip Tempo, Senin, 15 Oktober 2012.
Novi kemungkinan dijerat dengan Pasal 106 ayat 1 dan 2 Juncto 238, 310, dan 311 Undang-undang Lalu Lintas dengan ancaman hukuman satu tahun penjara, atau denda paling banyak Rp 2 juta. Novi juga bisa kena Pasal 111, 112 juncto 127 Undang-Undang Narkotika dengan ancaman hukumannya empat tahun penjara. Itulah mungkin hukuman yang pantas atas apa yang dilakukannya.
Di sisi lain, foto-foto nyaris bugilnya yang menyebar luas di internet, menjadi fenomena baru. Mediapun kini menyorot pada ketelanjangan Novi dalam foto tersebut, dan siapa yang menyebarkannya. Foto itu diketahui dibuat ketika Novi baru ditangkap, bahkan ada salah satu foto yang memperlihatkannya sedang diborgol.
Selasa lalu (16/10/2012), Novi Amelia dikabarkan akan menuntut orang yang pertama kali menyebarkan fotonya. Melalui Pengacaranya, Chris Sam Siwu, ia mengatakan pihaknya akan mencari tahu keaslian dan dari mana foto itu diperoleh. Polisipun berjanji akan menyelidiki penyebar foto vulgar Novi Amelia yang beredar di dunia maya. Mungkin ini akan jadi masalah bagi si pengunggah, tapi tak akan sebesar masalah yang dihadapi Novi ke depan.
HINGGA tulisan ini dibuat, tren di mesin pencari Google masih mencatat pencarian dengan kata kunci “foto Novi Amelia” atau “foto bugil Novi” sebagai kata yang paling banyak dicari. Kata-kata kunci seputar Novi melejit hingga 2.450 persen dalam waktu seminggu terakhir. Banyak orang lalu lupa pada kasus sebenarnya yang menimpa para korban.
Foto yang kini tersebar luas, akan berdampak permanen terhadap reputasinya. Mungkin, karena orang Indonesia biasanya pelupa, cerita ini akan hilang dalam 1-2 tahun ke depan. Tapi internet tidak. Begitu Anda ketik kata Novi di Google misalnya, foto-foto atau berita dan artikel seputar foto itu akan langsung berebut tampil di hasil pencarian.
Ujung-ujungnya, bullying akan diterimanya seumur hidup. Syukurlah kalau ia memiliki mental yang cukup kuat menghadapi celetukan, sindiran, pelecehan, bahkan caci maki yang akan dialamatkan kepadanya. Tapi hukuman yang akan diterimanya dari publik, bisa sangat kejam. Pornografi akan melekat sebagai atribut namanya dengan cara yang unik, meski sebelumnya ia memang dikenal sebagai model majalah dewasa.
Si penyebar foto itu, mungkin tak pernah peduli dengan dampak yang bakal diterima Novi. Bahwa ia bersalah telah mengakibatkan 7 orang lain terluka, ia pantas mendapat hukuman setimpal. Tetapi mungkin hukuman publik atas foto yang diunggah dan disebarkan orang-orang yang tak bertanggung jawab, sudah terlalu berlebihan. Orang-orang itu seharusnya berpikir lebih jauh, bagaimana jika hal seperti ini menimpanya sendiri; anak perempuannya, istrinya, ibunya, saudara perempuannya, atau bahkan dirinya sendiri?
Ironisnya, polisi disebut-sebut sebagai pengambil dan penyebar foto sang model. Laporan Tribun menyatakan, tujuh anggota Polsek Tamansari sudah diperiksa, terkait foto setengah telanjang Novi yang beredar luas di masyarakat. Di antara tujuh polisi itu termasuk dua polwan.
Keputusan beberapa media yang lebih mementingkan headline seputar “bikini” Novi, daripada pelanggaran yang dilakukannya, sudah menciptakan bias sejak awal. Headline yang muncul seperti “Novi Penabrak Berbikini Jalani Tes Kejiwaan”, “Pengemudi Jazz Berbikini Itu Belum Dijenguk Keluarganya”, “Novi, Sopir Berbikini Penabrak 7 Orang Kini Tak Sendiri Lagi di Jakarta”, dan lain-lain, membuat publik terobsesi dengan bikini Novi daripada esensi masalahnya.
Sekali konten terkirim ke internet, tak mungkin bisa ditarik lagi. Ini yang harus jadi pelajaran siapapun. Bukan hanya para pengunggah saja yang turut bertanggung jawab, tetapi juga media massa online, yang mementingkan atribut tak substansial sebagai bumbu berita untuk menarik perhatian pembaca. Apa kabarnya 7 korban tabrakan itu?
Foto: Avatar akun Twitter Novie Amelia (@novieamelia3)