Beranda  »  Sorotan Media   »   Literasi Digital Indonesia Belum Advance

Literasi Digital Indonesia Belum Advance

Oleh: Melekmedia -- 2 Februari, 2023 
Tentang: ,  –  Komentar Dinonaktifkan pada Literasi Digital Indonesia Belum Advance

nordwood themes literasi digital unsplash

Indeks Literasi Digital Indonesia 2022 memang naik dibandingkan tahun sebelumnya, tapi kenaikannya tidak signifikan sehingga belum tergolong advance. Meski begitu, pihak Kemenkominfo tetap mensyukurinya.

Survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Katadata pada 2022 mencatat kenaikan Indeks Literasi Digital Indonesia sebesar 0,05 poin; dari 3,49 menjadi 3,54. Adapun nilai maksimal indeks adalah 5.

Kenaikan itu tipis dibandingkan dengan capaian tahun lalu. Pada awal program literasi digital, indeks literasi ada di 3,46, lalu menjadi 3,49 atau naik 0,03 poin. Pada tahun ini (2022) naik 5 poin menjadi 3,54. Dengan capaian ini, tingkat literasi digital Indonesia masih terhitung sedang.

“Alhamdulillah (indeks literasi digital 2022) naik menjadi 3,54,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. “Indeks 3 masih sedang-sedang saja. Harapannya bisa terus meningkat dan jadi advance. Kami ingin mencapai 4,” imbuhnya.

Dari 34 Provinsi di Indonesia, DI Yogyakarta masih menjadi provinsi dengan Indeks Literasi Digital tertinggi selama dua tahun berturut-turut, dengan skor indeks tahun 2022 sebesar 3,64.

Survei ini menyasar segmen yang sama dengan Program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). Hasilnya pun menjadi pijakan untuk GNLD guna meningkatkan kecakapan digital masyarakat Indonesia, demikian Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Wahyu Pudjianto.

Menurut Menteri Kominfo Johnny G. Plate, program literasi digital 2023 menargetkan 12,4 juta orang dengan anggaran Rp1,25 triliun. Namun, baru tersedia pagu Rp550 miliar untuk 5,5 juta sasaran—sama seperti pada 2022. Pada tahun sebelumnya, sebanyak 12,5 juta sudah mengikuti pelatihan.

Target program tersebut adalah 50 juta masyarakat Indonesia terliterasi sampai dengan 2024. Adapun ketiga segmen yang disasar adalah segmen pemerintahan/TNI/Polri, pendidikan yang terdiri dari tenaga pendidik (dosen dan guru), siswa dan mahasiswa, serta masyarakat umum.

Dari keseluruhan responden, hanya 9,98% responden pernah mengikuti program GNLD. Mereka yang mengikuti program mencapai indeks lebih besar: Indeksnya 3,64 dibandingkan dengan 3,53 bagi mereka yang tidak mengikuti program.

Survei kali ini juga menunjukkan bahwa laki-laki kelompok pekerja di sektor pemerintah/TNI/Polri, berpendidikan tinggi, dan tinggal di wilayah urban memiliki indeks lebih tinggi dibanding kelompok lainnya.

perbandingan indeks literasi digital 2021 2022
Status Literasi Digital di Indonesia 2021-2022

Dari empat pilar, ada tiga yang meningkat, yaitu Digital Skill naik 0,08 poin; Digital Ethics naik sebesar 0,15 poin; dan Digital Safety naik 0,02 poin. Sedangkan pilar Digital Culture turun 0,06 poin meskipun di antara keempat pilar capaiannya masih paling tinggi.

Tampak bahwa kenaikannya lebih dominan dalam aspek budaya digital dan etika digital. Sementara aspek kemanan digital masih membutuhkan perhatian dan upaya seluruh pemangku kepentingan karena angkanya masih rendah—tren yang sama seperti tahun lalu.

Pada pilar Digital Skill salah satu indikator yang paling tinggi adalah kemampuan untuk mengunduh file. Adapun indikator yang paling rendah adalah kemampuan untuk mencari informasi yang ditemukan apakah benar atau salah.

digital skill
Pilar Digital Skill – Status Literasi Digital di Indonesia 2022

Kontribusi kenaikan pada pilar berikutnya, Digital Ethics, berasal dari beberapa indikator seperti mengajak orang untuk tidak berkomentar negatif (indeks 4,07), dan tidak membagikan tangkapan layar di media sosial (indeks 3,97). Adapun indikator dengan indeks terendah adalah responden yang tidak akan membagikan langsung informasi kecelakaan.

digital ethics
Pilar Digital Ethics – Status Literasi Digital di Indonesia 2022

Pilar Digital Safety masih merupakan pilar dengan skor terendah, dan mengalami kenaikan paling sedikit. Sebagian besar berasal dari indikator terbiasa membuat password yang aman dengan kombinasi angka, huruf, dan tanda baca. Sedangkan indikator kemampuan membedakan e-mail berisi spam/virus/malware skornya paling kecil.

digital safety
Pilar Digital Safety – Status Literasi Digital di Indonesia 2022

Kemudian, satu-satunya pilar yang indeksnya menurun dari tahun sebelumnya walaupun masih menjadi pilar dengan nilai tertinggi: Digital Culture. Pada pilar ini, sebagian besar indeksnya di antara 3,8-3,9. Hanya satu indeks yang memiliki nilai di bawah rentang tersebut, yaitu mencantumkan nama penulis saat repost, yaitu pada skor 3,57.

Bila diperhatikan pada tangkapan layar, angka indeksnya ada yang 2 koma sekian. Berdasarkan penjelasan di atas—yang dikutip dari laporan aslinya—kemungkinan ada kesalahan tik pada gambar itu.

digital culture
Pilar Digital Culture – Status Literasi Digital di Indonesia 2022

Survei kali ini dilakukan secara tatap muka terhadap 10 ribu responden yang dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling pada bulan Agustus – September 2022 di 34 provinsi, meliputi 514 kabupaten/kota.

*Photo by NordWood Themes on Unsplash

Artikel lain sekategori:

Maaf, Anda tak bisa lagi berkomentar.