Oversharing kadang terasa menyenangkan, tetapi bisa mengundang konsekuensi. Apa batas kebebasan agar tak kebablasan?
Maria Ressa, memperingatkan bahwa kemenangan Ferdinand Marcos Jr. di Filipina berpotensi menyulut gelombang misinformasi.
Pengelola media sosial dinilai gagal menindak sebagian besar postingan kebencian anti-muslim dan islamofobia yang dilaporkan kepada mereka.
Elon Musk (50), manusia terkaya sejagat, membeli Twitter. Ia rela membayar senilai 1/6 kekayaannya demi “potensi” terpendam di platform itu.
Instagram dinilai gagal menindak 9 dari 10 aksi misoginis yang dikirim melalui pesan langsung (DM). Temuan ini diekspos pada 6 April 2022 lewat hasil penelitian CCDH.
Etika media sosial yang dibuat terkesan menjauh dari maksud menjadikannya panduan bermedia sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Sorotan demi sorotan tak menyurutkan OnlyFans. Media sosial ini populer berkat pekerja seks yang pindah lapak tersebab pandemi.
Selain pelecehan dan penyerangan seksual, perilaku kasar disorot dalam laporan tentang dampak metaverse termasuk rasisme, intimidasi, serta ancaman kekerasan.
Akan ada NFT di Instagram? Sejumlah pertanyaan muncul menyusul rencana Mark Zuckerberg memperkenalkan Non Fungible Token (NFT) ke Instagram dalam waktu dekat.
Kampanye strategis dan terorkestrasi oleh pasukan siber yang disponsori elite melancarkan propaganda politik di media sosial. Menyetir opini demi keuntungan mereka.
Kasus bunuh diri dan disiarkan lewat media sosial ditengarai kian marak di berbagai negara. Penyebabnya masih misterius, upaya pencegahan harus tetap jalan.
Istilah flexing berarti menyombongkan diri secara lahiriah, semisal lewat pakaian, tubuh, gaya hidup, mobil, rumah, apa pun yang bisa memuaskan ego seseorang.
Aplikasi paling doyan “melapor” ini bak cepu (informan)– diam-diam mengirim data ke server situs lain, sementara pengguna sering kali tidak menyadarinya.
Semua pihak mungkin setuju bahwa NFT pemuja Hitler tidak boleh dijual di pasar terbuka, tetapi bukankah itu risiko memberi keleluasaan semacam desentralisasi via blockchain?
Jika suara dalam pemilu diibaratkan sebuah token dalam DAO, publik mungkin tak perlu lagi komisi pemilihan dan parlemen. Jika kelak bisa terwujud, mungkin tak ada lagi ritual jualan kentut lima tahun sekali.
Web 3.0 disebut-sebut sebagai anti-tesis pendahulunya. Katanya ia pro-privasi, dan anti-monopoli. Meski begitu, belum ada definisi yang baku tentangnya. Bagaimana riwayat kemunculan teknologi ini?
Setidaknya 50 ribu orang di 100 negara jadi target surveilans, termasuk di Indonesia. Demikian diungkap Meta Platforms Inc. dalam sebuah laporan.
Gagasan membuat kurikulum untuk mempelajari e-Sports di sekolah formal harus diteliti dan dikaji mendalam. Bagaimana dengan melek media dan informasi sebagai life skills?
Publik mengenal metaverse seperti Ready Player One, atau mirip The Matrix. Belum ada definisi yang memuaskan semua (banyak) orang.
Frances Haugen percaya pada transparansi dan pengelolaan yang baik. “Ini semua bukan tentang ‘melumat’ Facebook,” katanya. Ia percaya Facebook masih bisa diperbaiki.
Skandal Cambridge Analytica berawal dari bocornya aksi “pencurian” data 50 juta pengguna Facebook. Facebook dituding tahu soal ini namun memilih bungkam.
Zeynep Tufekci, seorang asisten dosen di Universitas Californa Utara, AS, menyatakan studi Facebook justru menegaskan bahwa algoritme News Feed telah menghalangi keberagaman konten.
Sejak keterbukaan informasi dimulai pada era 80an, melahirkan revolusi digital pada 90-an yang didorong populernya internet.
Beruntunglah ada teknologi digital, dan mereka cerdas memanfatkannya. Bila literasi digital marak, maka gerakan sosial niscaya kian semarak.
Ribuan bahkan mungkin jutaan situs di internet ikut ‘memboikot’ dalam rangka menentang RUU Anti-pembajakan AS, Stop Online Piracy Act (SOPA) dan Protect-IP Act (PIPA) atau populer disebut SOPA-PIPA. Sedemikian besarnya aksi, kira-kira seberapa besar gaungnya? Situs sopastrike.com telah merilis sebuah infografik, mengkalim bahwa gerakan ini merupakan protes di internet terbesar sepanjang sejarah. Dalam sebuah infografik yang sangat panjang, dijelaskan dalam angka […]
Bahwa berita tentang Rebecca Black lebih menarik perhatian publik daripada berita politik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, inilah faktanya. Karena publik sekarang bukan saja sebagai konsumen, tetapi juga produsen informasi, maka infografik berikut ini mungkin bisa menjelaskan, seperti apakah selera publik dalam hal informasi. Twitter dan Facebook, dua media sosial yang terpopuler saat inipun […]
Bagi anonymous, bukan “siapa” yang penting, tetapi apa gagasannya. Mereka percaya, “Anonymous adalah kita semua”. Namun, anonim dituding tak bertanggung jawab.
Kontrol sosial terhadap perilaku warga, seharusnya ditegakkan (aparat), bukan dikompromikan. Inilah yang melahirkan gagasan kontrol atas pemangku kontrol sosial.
Ada yang masih belum tahu apa itu online shop? Pada dasarnya online shop adalah sistem perdagangan barang maupun jasa yang dijajakan melalui media Internet menggunakan website sebagai alat atau tools untuk menangani kegiatan jual beli secara online. Intinya online shop sama saja dengan toko namun berbentuk online atau harus diakses melalui Internet. Di luar negeri (khususnya […]
Banyak orang mengenal internet sebagai media sosial saja. Seolah internet adalah Facebook, atau Twitter, atau saling bertukar pesan di IM.
Meskipun memiliki banyak manfaat, remaja khususnya anak perempuan rentan jadi sasaran cyberbullying lewat jejaring atau media sosial.
Perubahan besar terjadi di dunia pendidikan. Sekolah, sudah menjadi ruang terbuka dimana siapa saja bisa belajar, kapan saja, dari siapa saja. Infografis berikut ini meringkasnya dengan cara yang lebih menarik daripada kita berpanjang-panjang dengan artikel.
Banyak orang mengutip pepatah “Vox populi, vox dei”, yang diterjemahkan secara literal menjadi “Suara Rakyat, adalah Suara Tuhan”. Tapi bagaimana memaknai pepatah itu sebenarnya? Dan apa pula hubungan judul tulisan ini dengan pepatah itu? Media sosial, digadang sebagai revolusi baru media yang membuat orang awam punya ruang untuk buka suara. Meskipun dengan sistem perwakilan -dimana […]
Google Panda menggunakan machine learning untuk membuat prediksi akurat berdasarkan cara manusia menilai kualitas konten.
Sebuah artikel lawas tentang bahaya penggunaan telepon genggam (ponsel), mengingatkan dengan data statistik yang dikemukakan Nielsen di web mereka. Data Nielsen itu menyatakan, pertumbuhan pengguna telepon genggam di Indonesia melejit tajam, hampir 54 persen dalam 5 tahun terakhir. Sementara itu, pengguna internet rumahan malah menunjukkan kecenderungan turun. Pertumbuhan ini didorong oleh meluasnya penggunaan ponsel di […]
Paradoks ala Surowiecki menjelaskan bahwa jejaring sosial hanya optimal bila anggotanya bisa berpikir mandiri. Di sisi lain, berpikir mandiri sangat sulit ketika berada di tengah-tengah jejaring aktif.
Twitterland dikejutkan oleh serangan dari Julian Aldrin Pasha (JAP), juru bicara Presiden yang tampaknya berupaya membela ‘bosnya’ dari pencemaran citra. Ada nada kecemasan di sana, sekaligus pelecehan terhadap ruang publik. Saya tidak paham, kenapa Julian bisa bereaksi sekanak-kanak itu di media sebesar Kompas, hanya untuk bilang bahwa bohirnya itu sejatinya bersikap dan bertindak secara konsisten, disiplin, […]
Medium adalah pesan, sejatinya pradoks ala McLuhan. Ia mengingatkan untuk melihat pesan di balik media melampaui yang “kasat mata”.
Gim bisa dijadikan sarana untuk belajar memperbaiki dunia nyata yang sudah “rusak” ini. 3 miliar jam seminggu belum cukup untuk memecahkan permasalahan genting di dunia nyata.
Ini adalah tulisan lama, di blog pribadi saya. Tetapi karena kaitannya erat dengan melek media, maka saya pindahkan artikel ini ke sini. Aslinya, saya posting di prajnamu.talk4fun.net. Selamat menikmati. Generasi baru, teknologi baru, media baru, nasionalisme baru. Unik dan menarik, itulah tanggapan saya mengikuti perkembangan dibalik isu terorisme yang belakangan mendominasi media massa kita. Dulu […]
Apaan sih social media? Pertanyaan ini mungkin sering muncul, seiring dengan popularitas social media, atau media sosial, yang kini sedang menanjak. Di berbagai media massa, isu ini sering dibahas, baik dari sisi positif maupun negatifnya. Ada banyak pula penjelasan mengenai media sosial ini. Berikut salah satu ulasan tentang media sosial, yang berhasil ditemukan di internet. […]
Jakarta, Kompas – Kalangan remaja dan anak-anak saat ini terjangkit budaya tampil seperti yang dipertontonkan di berbagai media mainstream, khususnya televisi. Remaja lalu menemukan saluran hasrat tampil itu melalui internet, tetapi dampak buruknya kerap tak disadari. Hal itu diungkapkan Kahardityo, peneliti dari Pusat Kajian Sosiologi Universitas Indonesia. ”Dulu, segelintir saja orang yang bisa tampil di […]
Tidak bijaksana bila menutupi ketidakmampuan memberdayakan pengguna, dengan membatasi terpaannya. Sensor bukan solusi, tapi penggerus kebebasan.
Media sosial, yang kini sedang merebak luas di berbagai kalangan, memunculkan berbagai polemik di dalamnya. Seperti yang dibahas di artikel Menangkal Ancaman Dunia Maya terhadap Anak yang lalu, dunia maya melalui media sosialnya menjadi semacam pisau bermata dua, yang bisa mengayun ke dua arah yang berlawanan. Karena sifatnya yang ‘liberal’, pengguna dengan bebas bisa menggunakannya. […]
Model bisnis “industri partisipasi” membatasi partisipasi pengguna melalui model yang telah dirancang. Pengguna sejatinya mengikuti “naskah” yang ditetapkan.
Setelah kasus Prita, beberapa kasus pencemaran nama baik merebak. Kasus-kasus dari dunia maya menunjukkan penguna bak tersesat di hutan belantara.
Topik
Komentar
- Saat (Seluruh) Warga Dicap Kriminal pada
- Saat (Seluruh) Warga Dicap Kriminal pada
- Kompetensi Guru Melek Media dan Informasi pada
- Kompetensi Guru Melek Media dan Informasi pada
- Apa dan Mengapa Melek Media pada