Contoh pemeriksaan fakta
Ada dua gelombang besar pemeriksaan fakta yang muncul dan berhasil dikenali. Gelombang pertama didorong oleh Hadiah Pulitzer 2009 untuk liputan nasional kepada PolitiFact, sebuah proyek pemeriksaan fakta yang diluncurkan lebih dari setahun sebelumnya oleh St Petersburg Times (sekarang Tampa Bay Times) di Florida, AS.
Inovasi PolitiFact menilai klaim dengan alat “Truth- O-Meter”, yang menambahkan lapisan struktur dan kejelasan dalam pemeriksaan fakta. Meski, bagi para kritikus pemeringkatan ini dianggap memasukkan subjektivitas pada proses tersebut.
Berikut pemeringkatan “Truth- O-Meter” menurut PolitiFact:
- Benar: Pernyataan itu akurat dan tidak ada hal signifikan yang hilang.
- Sebagian besar benar: Pernyataan itu akurat tapi membutuhkan klarifikasi atau
informasi tambahan. - Setengah benar: Pernyataan itu sebagian akurat tapi menghilangkan detail-detail penting atau mengambil hal-hal di luar konteksnya.
- Sebagian besar salah: Pernyataan itu berisi beberapa unsur kebenaran tapi mengabaikan fakta-fakta penting yang akan memberikan kesan berbeda.
- Salah: Pernyataan itu tidak akurat.
- Kebohongan besar: Pernyataan itu tidak akurat dan tampak konyol.
Pendekatan terstruktur ini memperjelas apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fakta politik—dan mengklarifikasi peran alat itu sebagai alat jurnalistik agar tokoh publik bertanggung jawab atas kata-kata mereka. Dalam prosesnya, menginspirasi lusinan proyek di seluruh dunia1Mantzarlis, A. (2017). In its first decade, PolitiFact helped define political fact-checking far beyond Washington, D.C. (daring) Poynter. (diakses 28/03/2018)..
Gelombang kedua proyek pemeriksaan fakta muncul setelah fenomena global “berita palsu”. Istilah ini, yang sekarang terkooptasi dan disalahgunakan, menggambarkan cerita sensasional yang sepenuhnya rekaan dan menjangkau khalayak secara luas dengan memanfaatkan algoritme media sosial.
Setelah Pemilu AS 2016, tampak jelas bahwa infrastruktur informasi daring sangat rentan terhadap disinformasi dan misinformasi. Makin banyak kelompok yang mengalihkan perhatian mereka pada pemeriksaan fakta. Modul ini akan berkonsentrasi pada pemeriksaan fakta model gelombang kedua tersebut.
Gelombang kedua ini lebih memusatkan perhatian pada pemeriksaan klaim di ranah publik sekaligus membantah hoaks yang viral. Sanggahan bagian dari pemeriksaan fakta dan membutuhkan serangkaian keterampilan khusus yang sama dengan verifikasi (terutama konten yang dibuat pengguna (user-generated content atau UGC). Lihat diagram Venn berikut.
Contoh organisasi pemeriksa fakta di dunia
Menurut data Lab Duke Reporters, ada 137 proyek pemeriksaan fakta yang aktif di 51 negara pada Desember 20172Stencel, M. (2017). Fact-checking booms as numbers grow by 20 percent. (daring) Duke Reporters Lab. (diakses 28/03/2018).. Meskipun Amerika Serikat adalah pasar terbesar untuk pemeriksaan fakta, beberapa proyek paling mendalam dan inovatif di bidang ini justru muncul di negara- negara lainnya.
Sebut saja pemeriksa fakta seperti Africa Check (Afrika Selatan, Senegal, Nigeria, dan Kenya), Chequeado (Argentina), Les Décodeurs (Prancis), Faktisk (Norwegia), dan Full Fact (Inggris Raya).
Berikut beberapa contoh pemeriksa fakta di dunia yang bisa dijadikan referensi:
- Brazil: “Fact-checking booms in Brazil,” artikel Kate Steiker-Ginzberg untuk Poynter,
- Eropa: “The Rise of Fact-Checking Sites in Europe”, laporan Lucas Graves dan Federica Cherubini untuk Reuters Institute di University of Oxford,
- Jepang: “A new fact-checking coalition is launching in Japan” artikel Masato Kajimoto untuk Poynter,
- Korea Selatan: “What’s behind South Korea’s fact-checking boom? Tense politics and the decline of investigative journalism,” artikel Boyoung Lim untuk Poynter,
- Amerika Latin: “Lack of access to information is driving Latin America’s fact- checking boom” artikel Ivan Echt untuk Poynter,
- Amerika Serikat: “Deciding What’s True: The Rise of Political Fact-Checking in American Journalism” buku Lucas Graves atau ulasan terhadapnya oleh Brad Scriber di Poynter.