Beranda  »  Artikel » Literasi Baru   »   Melek AI untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Melek AI untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Oleh: Melekmedia -- 22 September, 2025 
Tentang: ,  –  Komentar Anda?

three person pointing the silver laptop computer

Pesatnya perkembangan teknologi Kecerdasan Buatan atau Akal Imitasi (AI) telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental. Hal ini menuntut pendidik dan tenaga kependidikan memahami dan memanfaatkan teknologi ini secara bijak, efektif, dan etis.

AI yang bisa menulis dan membuat konten, seperti ChatGPT atau Gemini, bisa berperan sebagai tutor pribadi, teman belajar, bahkan guru digital yang bisa membantu siswa kapan saja dan di mana saja. UNESCO bahkan menerbitkan antologi tentang tantangan AI dalam pendidikan.

Perubahan yang menjadi sorotan UNESCO misalnya sistem penilaian tradisional. AI sekarang bisa menulis esai yang rapi dan mengerjakan tugas dengan baik dengan sedikit bantuan manusia. Jangankan guru, mesin pun tak mudah membedakan hasil kerja siswa dan buatan AI.

Artikel berupa panduan ini hadir sebagai respons kilat terhadap berbagai tantangan, mengintegrasikan prinsip-prinsip etika AI dari Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 dengan kerangka kerja nasional dan global.

Panduan ini sangat penting karena literasi AI atau melek AI merupakan keterampilan dasar dan esensial di era digital. Meskipun penting, dalam kerangka Kurikulum Nasional saat ini, materi terkait melek AI masih berada di dalam mata pelajaran yang tidak bersifat wajib.

Oleh karena itu, panduan ini berfungsi sebagai jembatan yang membantu pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengintegrasikan pengajaran AI secara terstruktur, etis, dan praktis di luar kurikulum formal. Kami juga pernah menulis serial Panduan Melek AI.

Panduan ini adalah gagasan awal untuk membantu pengambil kebijakan memastikan lingkungannya memanfaatkan AI secara bertanggung jawab. Materinya mengacu pada kurikulum yang berkembang, serta mempertimbangkan perspektif dari organisasi internasional terkemuka, yaitu:

  • Surat Edaran Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023: Surat edaran ini menjadi pedoman etika nasional, setidaknya sebelum dokumen yang lengkap tersedia. Tujuan utamanya memastikan pengembangan dan pemanfaatan AI di Indonesia berjalan secara bertanggung jawab dan adil. Filosofi di baliknya adalah melindungi masyarakat, mencegah diskriminasi, serta memastikan AI tidak digunakan untuk mengambil keputusan yang merugikan kemanusiaan. Orientasinya aspek hukum dan regulasi, menjadikannya landasan etis yang patut dijadikan rujukan.
  • Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Pada Pendidikan Dasar dan Menengah: Naskah ini disusun sebagai landasan akademik untuk mendukung implementasi Pembelajaran Koding dan KA di Indonesia dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif dan berdaya saing global. Proses penyusunannya melibatkan berbagai pihak, dari akademisi hingga praktisi, serta pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan teknologi. Kajian literatur yang mendalam dan diskusi terfokus telah menghasilkan berbagai teori, konsep, dan strategi implementasi yang komprehensif.
  • Panduan Penggunaan Generative AI pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi: Buku panduan ini disusun untuk membantu dosen, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika untuk memahami dan menerapkan etika penggunaan Generative AI dalam pembelajaran perguruan tinggi. Kami berharap buku panduan ini dapat menjadi pedoman dalam memastikan proses pembelajaran di perguruan tinggi memperhatikan berbagai aspek etis, seperti integritas, keamanan dan privasi data, transparansi, serta inklusivitas.
  • UNESCO AI & Education: UNESCO menekankan pentingnya literasi AI yang mencakup pemahaman teknis dan implikasi etis. Pendidikan AI tidak hanya tentang cara menggunakan alat, tetapi juga tentang cara berpikir kritis mengenai data, bias, dan dampak sosial. Tujuannya adalah mempromosikan AI untuk pembangunan manusia yang berkelanjutan dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Filosofi UNESCO adalah bahwa teknologi harus melayani kemanusiaan, bukan sebaliknya, dan pendidikan harus menjadi kunci untuk mengarahkan AI menuju kebaikan bersama.
  • OECD AI for Education: OECD menyoroti pentingnya keterampilan abad ke-21, seperti berpikir komputasional, kolaborasi, dan pemecahan masalah. AI dilihat sebagai alat untuk memperkuat keterampilan-keterampilan ini dan mempersiapkan siswa untuk masa depan yang didorong oleh data. Tujuan utamanya adalah memastikan pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan pasar kerja yang terus berubah akibat revolusi AI. Filosofinya berfokus pada manfaat ekonomi dan sosial dari adopsi AI, dengan penekanan pada peningkatan produktivitas, inovasi, dan kapabilitas pemecahan masalah.

Dengan memadukan pedoman nasional dan kerangka kerja internasional, panduan ini bermaksud memberi landasan yang kuat bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengintegrasikan AI secara efektif, etis, dan bertanggung jawab.

Kami juga berupaya memetakan aktivitas, peran, serta panduan praktis (Hal yang Harus dan Tidak Boleh Dilakukan) yang disesuaikan untuk setiap jenjang pendidikan, yaitu PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Semoga bermanfaat, setidaknya sebagai gagasan awal.

1. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

Fokus Utama: Pemanfaatan AI sebagai alat bantu pengajaran dan manajemen kelas yang diawasi.

  • Aktivitas Pembelajaran dan Administrasi:
    • Alat Pembuat Rencana Ajar: Gunakan AI untuk menghasilkan ide-ide aktivitas kreatif atau membuat rencana ajar harian berdasarkan tema tertentu, seperti “musim hujan” atau “dunia hewan.” Contoh: meminta AI untuk membuat daftar permainan edukatif yang melibatkan pengenalan warna dan bentuk untuk anak usia 3-4 tahun.
    • Alat Pembuat Media Pembelajaran: Gunakan AI untuk membuat cerita bergambar sederhana, lagu anak-anak, atau poster yang menarik. Contoh: meminta AI untuk membuat cerita tentang “Si Kancil” dan menggabungkan gambar-gambar yang sesuai, atau membuat lirik lagu tentang “sayuran sehat.”
    • Manajemen Kelas: Gunakan AI untuk mengelola daftar kehadiran, jadwal makan, atau bahkan untuk membuat laporan perkembangan anak yang terstruktur.
  • Peran Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
    • Penyaring Informasi & Verifikator: Gunakan AI sebagai alat untuk mendapatkan inspirasi, tetapi selalu saring dan sesuaikan hasilnya agar sesuai dengan karakter dan kebutuhan unik anak-anak di kelas Anda.
    • Batasan Penggunaan: Pastikan penggunaan AI hanya terbatas pada kebutuhan administrasi dan kreativitas Anda. Jangan gunakan AI untuk menggantikan interaksi tatap muka dengan anak-anak.
  • Hal yang Disarankan dan Tidak:
    • Hal yang Disarankan:
      • Gunakan AI untuk efisiensi administrasi dan persiapan materi.
      • Selalu sesuaikan materi yang dihasilkan AI agar relevan dengan perkembangan anak.
      • Pahami bahwa AI hanya alat bantu, bukan pengganti interaksi manusiawi.
    • Hal yang Tidak Disarankan:
      • Biarkan AI mengambil alih seluruh proses perencanaan ajar atau penilaian.
      • Memberikan data pribadi anak secara detail kepada AI.
      • Menyajikan konten yang dihasilkan AI tanpa penyaringan.

2. Pendidikan Dasar (SD/MI)

Fokus Utama: Pemanfaatan AI untuk personalisasi pembelajaran, pengembangan diri, dan evaluasi.

  • Aktivitas Pembelajaran dan Administrasi:
    • Personalisasi Materi: Gunakan AI untuk membuat soal latihan tambahan yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa. Contoh: meminta AI untuk membuat 10 soal cerita matematika dengan tingkat kesulitan yang bervariasi untuk siswa kelas 3.
    • Alat Bantuan Keterampilan: Gunakan AI untuk membantu siswa berlatih keterampilan tertentu, seperti menulis. Contoh: meminta AI untuk memberikan umpan balik sederhana pada karangan siswa tentang ejaan dan tata bahasa.
    • Manajemen Tugas dan Penilaian: Gunakan AI untuk membantu menyusun rubrik penilaian, membuat kuis otomatis, atau menganalisis hasil ujian untuk menemukan tren kelemahan siswa secara umum.
  • Peran Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
    • Kolaborator dan Pengarah: Gunakan AI sebagai kolaborator dalam merancang pengalaman belajar. Ajak siswa untuk menggunakan AI sebagai alat penelitian, tetapi bimbing mereka untuk selalu memverifikasi informasi dan membandingkan sumber.
    • Diskusi Etika: Ajak siswa berdiskusi tentang etika AI, seperti privasi data atau plagiarisme. Contoh: “Apakah adil jika kita menggunakan AI untuk mengerjakan PR, sementara teman yang lain mengerjakannya sendiri?”
  • Hal yang Disarankan dan Tidak:
    • Hal yang Disarankan:
      • Gunakan AI untuk mendiagnosis kebutuhan belajar siswa dan menyesuaikan materi.
      • Ajak siswa untuk berpikir kritis tentang informasi yang diberikan AI.
      • Manfaatkan AI untuk mengurangi beban kerja administratif, seperti membuat soal atau ringkasan materi.
    • Hal yang Tidak Disarankan:
      • Membiarkan siswa menyalin seluruh jawaban dari AI tanpa pemahaman.
      • Mengandalkan AI untuk membuat keputusan akhir tentang penilaian siswa.
      • Memberikan data siswa yang bersifat sensitif kepada AI.

3. Pendidikan Menengah (SMP/MTs dan SMA/MA/SMK)

Fokus Utama: Implementasi AI sebagai alat profesional untuk riset, analisis, dan perencanaan.

  • Aktivitas Pembelajaran dan Administrasi:
    • Asisten Riset dan Ideasi: Gunakan AI untuk membantu mencari literatur, merangkum artikel jurnal, atau menghasilkan ide-ide untuk proyek penelitian siswa. Contoh: meminta AI untuk membuat kerangka proposal penelitian tentang dampak media sosial pada perilaku remaja, lengkap dengan referensi yang relevan.
    • Alat Manajemen & Organisasi: Gunakan AI untuk mengelola jadwal harian, membuat notula rapat, atau merancang alur kerja yang efisien untuk kegiatan sekolah.
    • Analisis Data untuk Pengambilan Keputusan: Gunakan AI untuk menganalisis data hasil ujian, tren kehadiran, atau survei kepuasan siswa untuk membantu manajemen sekolah dalam mengambil keputusan strategis.
  • Peran Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
    • Model Perilaku Etis: Sebagai pendidik, tunjukkan bagaimana menggunakan AI secara etis dan bertanggung jawab. Jelaskan batasan, bias, dan pentingnya verifikasi.
    • Fasilitator & Pengawas: Ajarkan siswa untuk memahami bahwa AI adalah alat yang memerlukan pengawasan manusia, terutama untuk tugas-tugas yang membutuhkan penilaian etis.
  • Hal yang Disarankan dan Tidak:
    • Hal yang Disarankan:
      • Gunakan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas (misalnya, membuat kerangka presentasi atau mencari ide proyek).
      • Selalu memverifikasi fakta dan sumber dari informasi yang dihasilkan AI.
      • Menganalisis dampak sosial dan etika dari teknologi AI yang digunakan.
    • Hal yang Tidak Disarankan:
      • Menjadikan AI sebagai satu-satunya sumber informasi atau kebenaran.
      • Menyalin seluruh hasil dari AI dan mengklaimnya sebagai karya sendiri.
      • Memberikan informasi pribadi atau sensitif saat berinteraksi dengan AI.

Mengintegrasikan AI dalam pekerjaan pendidik dan tenaga kependidikan adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan efisiensi operasional.

Dengan panduan yang tepat dan berfokus pada aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan, kita bisa memastikan bahwa AI tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga menjadi mitra yang bijak, kreatif, dan bertanggung jawab.

Lebih detailnya, lihat serial Panduan Melek AI.

*Photo by John via Unsplash

Artikel lain sekategori:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

```

Topik
Komentar
Materi Kursus