Beranda  »  Sorotan Media   »   Melek AI dalam Global MIL Week 2025

Melek AI dalam Global MIL Week 2025

Oleh: Melekmedia -- 17 Agustus, 2025 
Tentang: ,  –  Komentar Anda?

mil 2025

Republik Kolombia, bekerja sama dengan UNESCO, akan menjadi tuan rumah konferensi unggulan Global Media and Information Literacy (MIL) Week ke-14. Kali ini mengusung tema sentral “Minds Over AI – MIL in Digital Spaces” (Pikiran Mengatasi AI – MIL di Ruang Digital).

Acara tersebut akan berlangsung pada 23-24 Oktober 2025 di kota bersejarah Cartagena de Indias. Melekmedia.org, melalui Yayasan Kalyanamandira telah bergabung dengan UNESCO Media and Information Literacy Alliance (MIL Alliance), dan akan turut berpartisipasi lewat web ini.

Konferensi ini akan menyoroti bagaimana AI secara fundamental membentuk ulang lanskap informasi global dan MIL memainkan peran yang semakin penting dalam memberdayakan individu untuk berinteraksi secara kritis dan efektif dengan konten yang dihasilkan dan didorong oleh AI.

Diskusi akan mengeksplorasi secara mendalam persimpangan antara MIL dan akal imitasi (AI). Misalnya terkait kepercayaan pada informasi dan media. Melek AI dapat membantu masyarakat menilai keakuratan sumber berita dan melawan misinformasi yang disebarkan oleh AI.

Melek AI juga seharusnya menjadi kompetensi penting untuk pembuat kebijakan. Konferensi ini akan mengkaji bagaimana MIL dapat mendukung para pembuat kebijakan dalam merancang kerangka kerja tata kelola yang transparan untuk AI.

Melalui konferensi ini juga akan menyoroti bagaimana MIL dapat membantu menjembatani kesenjangan akses dan memberdayakan komunitas yang kurang terlayani, termasuk masyarakat adat. Isu terkait AI, belum dirasakan secara merata, terutama di daerah dengan akses internet terbatas.

Melek media dan informasi diharapkan dapat menjadi alat yang penting dalam situasi krisis, membantu masyarakat mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya dan menjadi tangguh terhadap disinformasi daring.

Tantangan dan Peluang AI di Era Informasi

Algoritma AI mengkurasi umpan berita kita, secara instan menghasilkan konten, dan memengaruhi wacana publik pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah survei YouGov/Luminate-Ipsos (2025) menunjukkan 7 dari 10 orang Indonesia (sekitar 70%) mempercayai berita yang dihasilkan oleh AI.

Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia, tetapi menimbulkan kekhawatiran. Meskipun tingkat kepercayaan tinggi, survei yang sama juga menemukan bahwa 32% responden Indonesia khawatir tentang risiko misinformasi dan deepfake dari konten yang dihasilkan AI.

Menghadapi deepfake, sebuah survei global oleh iProov pada 2023 mengungkapkan bahwa 71% responden di seluruh dunia tidak tahu apa itu deepfake. Meski kurang pemahamannya, 57% responden merasa mereka mampu mengenali deepfake.

Masih banyak tantangan lain seperti bias algoritmik, penyebaran misinformasi, manipulasi melalui deepfake, dan kekhawatiran seputar pengambilan keputusan otomatis semakin menonjol. Di sisi lain, ia menjanjikan akses informasi yang lebih baik dan pengalaman digital yang dipersonalisasi.

Konferensi ini akan menggarisbawahi urgensi melek media dan informasi dalam membantu masyarakat mengembangkan keterampilan untuk membedakan konten buatan AI, memahami implikasi media berbasis data, dan membangun kembali kepercayaan pada informasi yang kredibel.

Tiga Pilar Utama untuk Masyarakat Melek AI

Diskusi selama konferensi akan berpusat pada tiga pilar utama, yang masing-masing dirancang untuk mengatasi tantangan spesifik yang dibawa oleh AI:

  1. Memperkuat Kurikulum MIL: Mengintegrasikan literasi AI ke dalam kerangka kerja MIL yang lebih luas di sekolah, program pembelajaran seumur hidup, dan inisiatif berbasis komunitas sangat penting untuk mempersiapkan individu menghadapi masa depan digital. Konferensi ini akan menyoroti strategi praktis untuk menyematkan literasi AI ke dalam kurikulum yang ada, memastikan upaya yang terkoordinasi dan efisien.
  2. Keterlibatan Kaum Muda: Sebagai salah satu pengguna paling aktif dari platform bertenaga AI, keterlibatan kaum muda dalam diskusi MIL dan AI sangatlah penting. Global MIL Week 2025 akan menyediakan platform yang kuat untuk inovasi yang dipimpin oleh kaum muda, debat, dan penceritaan digital. Melalui Youth Hackathon, para pemecah masalah muda akan didorong untuk mengembangkan solusi kreatif untuk tantangan literasi media dan penggunaan AI yang menghormati hak asasi manusia. Sementara itu, Youth Debate Series akan mempertemukan para pemimpin muda untuk membahas peran AI dalam demokrasi dan memerangi misinformasi, memastikan suara mereka membentuk masa depan MIL.
  3. Kemitraan Lintas Sektor untuk Literasi: Mendorong kolaborasi lintas sektor antara pendidik, profesional media, organisasi masyarakat sipil, dan perusahaan teknologi untuk mempromosikan MIL di tingkat global. Konferensi ini akan memperkuat Aliansi MIL Global UNESCO, memfasilitasi pertukaran pengetahuan, rekomendasi kebijakan, dan pendekatan inovatif untuk mengintegrasikan MIL ke dalam pendidikan dan wacana publik.

Seruan untuk Bertindak Global

“Minds Over AI” adalah pengingat bahwa di balik semua kemajuan teknologi, kekuatan terbesar kita terletak pada kemampuan kita untuk berpikir, mempertanyakan, dan memutuskan—kemampuan yang tidak dapat direplikasi oleh AI.

Global MIL Week 2025 bukan hanya momen untuk refleksi, melainkan seruan untuk bertindak global. UNESCO mengundang pemerintah, pendidik, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam membentuk masyarakat yang melek informasi dan AI.

Selain konferensi unggulan di Kolombia, acara pendamping akan diadakan di seluruh dunia, dipimpin oleh para aktor dan organisasi lokal, untuk memperkuat gerakan global.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai partisipasi, kemitraan, dan detail acara, kunjungi situs web UNESCO di https://www.unesco.org/en/articles/global-media-and-information-literacy-week-2025-feature-conference.

Artikel lain sekategori:

Komentar Anda?


Topik
Komentar
Materi Kursus