Beranda  »  Artikel » Literasi Baru   »   AI dan Masa Depan Pendidikan

AI dan Masa Depan Pendidikan

Oleh: Melekmedia -- 19 November, 2025 
Tentang:  –  Komentar Anda?

man in white dress shirt sitting on brown wooden bench

Bayangkan memiliki tutor pribadi yang tersedia 24 jam, bisa menjawab pertanyaan dengan sabar, dan menyesuaikan cara mengajar sesuai gaya belajar Anda. Teknologi kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI) kini membuka kemungkinan itu untuk jutaan pelajar di seluruh dunia.

Demikian gambaran yang dilukiskan dalam laporan “AI and the Future of Learning” yang baru saja dirilis Google pada November 2025. Laporan komprehensif ini disusun oleh tim kepemimpinan Google—dengan masukan dari berbagai pakar pendidikan global seperti Stanford Accelerator for Learning, Columbia Teachers College, hingga UNICEF.

Artikel ini merangkum temuan-temuan kunci dari laporan tersebut untuk membantu pembaca memahami bagaimana AI berpotensi mengubah lanskap pendidikan global, berikut peluang dan tantangannya. Terutama untuk melihat bagaimana dunia pendidikan saat ini menghadapi tantangan serius.

Hasil tes PISA 2022 dari OECD menunjukkan penurunan drastis dalam performa belajar global, dengan nilai matematika turun 15 poin dan membaca turun 10 poin dibandingkan 2018. Di tengah tekanan ini, 272 juta anak masih belum bersekolah, dan dunia membutuhkan 44 juta guru tambahan pada 2030 untuk menyediakan pendidikan dasar dan menengah universal.

Lebih memprihatinkan lagi, sebagian besar populasi muda dunia hidup di negara dengan sumber daya pendidikan kurang dari 10% dari yang dimiliki Amerika Serikat per anak. Kesenjangan ini memperburuk ketidakmerataan akses terhadap pendidikan berkualitas.

Lima Cara AI Bisa Mengubah Pendidikan

Pembelajaran yang Benar-benar Personal

    AI dapat menciptakan jalur belajar yang disesuaikan untuk setiap siswa, memberikan umpan balik khusus dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang menghambat kemajuan. Yang dulunya hanya bisa dilakukan guru privat mahal, kini berpotensi diakses semua orang.

    Riset menunjukkan bahwa les privat intensif memberikan dampak positif signifikan pada pencapaian siswa. Meski AI tidak bisa menggantikan elemen manusiawi dari pengajaran hebat, mereka bisa menjadi pelengkap atau jembatan ketika dukungan manusia tidak tersedia.

    Membuat Hampir Semua Hal Bisa Dipelajari

      AI dapat menghilangkan jargon dan menyesuaikan penjelasan dengan latar belakang dan preferensi pelajar, membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu dalam zona perkembangan proksimal mereka. Artinya, topik yang tadinya terasa terlalu sulit atau membosankan bisa menjadi menarik dan mudah dipahami.

      Kurikulum inti sekolah memang sudah tercakup dengan baik, tapi pilihan berkualitas menurun drastis untuk mata pelajaran khusus. AI membuka peluang baru untuk belajar dan melatih ulang keterampilan sepanjang hidup, terutama untuk minat khusus dan tuntutan pasar kerja yang berubah.

      Menghilangkan Hambatan Belajar

        Jutaan pelajar masih kekurangan akses ke pendidikan formal atau waktu cukup dengan guru, atau menghadapi tantangan dari disabilitas fisik atau kesulitan belajar. AI berpotensi memberikan pengalaman belajar berkualitas dengan membuat informasi dunia lebih sesuai dengan kebutuhan individu.

        Hambatan bahasa, format konten yang tidak sesuai, atau materi yang terlalu sulit atau mudah—semua ini bisa diatasi AI dengan mengubah konten ke bentuk yang lebih mudah diakses.

        Membantu Guru yang Sibuk

          AI dapat menjadi asisten pengajar yang kuat, membebaskan waktu berharga guru untuk fokus pada interaksi bermakna dan sosial dengan siswa. Dari riset mendalam dan pembuatan konten, hingga perencanaan aktivitas dan tugas administratif, AI bisa meringankan beban guru.

          Yang terpenting, AI dapat membantu guru kembali melakukan pekerjaan yang mereka idamkan: membantu siswa belajar cara belajar, menginspirasi minat mereka, membangun koneksi, dan mengembangkan mereka sebagai individu yang penasaran dan berkarakter.

          Menerapkan Ilmu Pembelajaran

            Sistem AI yang dirancang dengan benar dapat mewujudkan prinsip-prinsip terbukti dari ilmu pembelajaran: memicu partisipasi aktif, mendorong latihan dan review mendalam, serta memanfaatkan manfaat pengulangan berjarak. Ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

            Tantangan yang Harus Dihadapi

            Namun, AI dalam pendidikan bukan tanpa masalah. Ada beberapa tantangan kritis yang perlu diatasi:

            Akurasi dan Objektifitas

            Kekhawatiran utama adalah model AI bisa “berhalusinasi” dan menghasilkan informasi salah atau menyesatkan, mirip dengan konfabulasi manusia. Meski tingkat kesalahan ini turun tajam, tantangan yang lebih sulit tetap ada: menentukan sumber mana yang bisa dipercaya dan bagaimana menangani pertanyaan subjektif.

            Keamanan untuk Anak

            Keamanan adalah kekhawatiran besar untuk pengguna segala usia, tetapi ada tanggung jawab lebih tinggi untuk melindungi pengguna muda dari konten atau interaksi yang mungkin menimbulkan bahaya fisik atau psikologis.

            Risiko Mencontek dan Kehilangan Pembelajaran

            Survei menunjukkan beberapa siswa menggunakan AI dengan cara yang banyak orang anggap sebagai mencontek. Namun, konsensus masih kurang tentang di mana tepatnya menarik garis antara penggunaan alat yang efektif dan mencontek.

            Pertanyaan lebih mendalam: Bagaimana memastikan alat AI digunakan untuk memperluas keingintahuan, kreativitas, dan analisis, bukan memotongnya? Jawabannya sebagian besar terletak pada hubungan manusia—motivasi untuk berpikir sulit sering bergantung pada dorongan, tantangan, dan dinamika sosial dari guru dan teman.

            Akses yang Merata

            Memastikan manfaat AI didistribusikan secara luas memerlukan alat yang mudah diakses, terjangkau, dan relevan secara budaya dan linguistik. Sejarah menunjukkan teknologi baru dalam pendidikan sering menciptakan stratifikasi, di mana siswa terkaya mendapat akses ke pembelajaran online baru, sementara siswa miskin terus mengandalkan teknologi lama atau tidak sama sekali.

            Apa yang Dilakukan Google?

            Google mengembangkan model AI seperti Gemini khusus untuk pembelajaran, berdasarkan prinsip pedagogis. Filosofi ini adalah inti dari upaya LearnLM mereka, yang kini diintegrasikan langsung ke semua model Gemini—menjadikan Gemini 2.5 Pro sebagai model terkemuka dunia untuk pembelajaran.

            Google menyediakan alat AI gratis melalui Gemini for Education dan Google Classroom, dirancang untuk membantu perencanaan pelajaran dan alur kerja kelas lainnya, membebaskan waktu guru untuk hal yang paling penting: membangun hubungan bermakna, menawarkan dukungan terarah, dan menginspirasi keingintahuan alami siswa.

            Fitur-fitur seperti Guided Learning di Search, YouTube, dan Gemini memungkinkan siswa memilih antara menerima jawaban langsung atau dibimbing dengan cara yang lebih menantang. Tools seperti NotebookLM membantu pelajar menemukan koneksi antar materi, sementara Learn About memungkinkan siswa mendalami topik apa pun yang mereka minati.

            Masa Depan yang Perlu Kita Bentuk Bersama

            Pendidikan melayani banyak tujuan, tapi dalam praktik sering dinilai dari seberapa baik mempersiapkan orang untuk bekerja. Bagaimana AI akan mempengaruhi pekerjaan masih sangat tidak pasti, membuat perencanaan sulit bagi pendidik yang harus melihat melampaui pasar kerja hari ini.

            Yang jelas, pelajar hari ini membutuhkan keterampilan berpikir kritis yang digabungkan dengan pengetahuan domain, membangun keahlian dan kemampuan beradaptasi saat karir masa depan terus berubah.

            Di Google, pekerjaan mereka dalam pembelajaran dan pendidikan didorong oleh rasa hormat terhadap seni mengajar dan ilmu pembelajaran. Mereka berkeinginan bukan untuk menggantikan pengajaran, tapi membantu keingintahuan manusia mencapai tingkat baru.

            AI dalam pendidikan menawarkan potensi luar biasa untuk membuat pembelajaran lebih personal, mudah diakses, dan efektif. Namun mewujudkan janji ini memerlukan kehati-hatian dalam mengatasi tantangan akurasi, keamanan, kesetaraan akses, dan memastikan teknologi ini memperkuat—bukan menggantikan—elemen manusiawi yang membuat pembelajaran bermakna.

            Seperti yang ditekankan dalam laporan Google, tidak ada satu perusahaan, negara, atau solusi yang bisa mengatasi semua pertanyaan ini sendirian. Masa depan pendidikan dengan AI adalah tanggung jawab kolektif yang memerlukan kolaborasi antara teknolog, pendidik, peneliti, orang tua, pembuat kebijakan, dan siswa sendiri.

            Yang paling penting: teknologi ini harus melayani keingintahuan dan potensi manusia, bukan sebaliknya. Karena pada akhirnya, potensi terbesar AI untuk pembelajaran adalah membantu setiap orang mencapai potensi terbaiknya.

            *Photo by Ahmad Rizal via Unsplash

            Artikel lain sekategori:

            Tinggalkan Balasan

            Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

            Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

            ```

            Topik
            Komentar
            Materi Kursus