Siapa bilang main gim adalah masalah? Game bisa dijadikan sarana untuk belajar memperbaiki dunia nyata yang sudah “rusak” ini. 3 miliar jam seminggu belum cukup untuk memecahkan permasalahan genting di dunia nyata.
Game online mungkin baru tenar 5 tahun belakangan ini di Indonesia. Bisa jadi agak telat karena butuh infrastruktur yang canggih, seperti koneksi internet broadband berkecepatan tinggi, atau komputer dengan spesifikasi kartu grafis kelas wahid.
Tapi wabahnya sudah ada di mana-mana. Banyak kritik terhadap perilaku anak-anak yang dipengaruhi oleh permainan daring macam ini, terutama karena konten kekerasan, vandalisme, atau pornografi. Banyak remaja diduga meniru apa yang mereka pelajari di dunia permainan itu, ke dalam dunia nyata. Meski, butuh penelitian mendalam.
Jika benar mewabah, bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sebaliknya. Jane McGonigal, direktur Games Research and Development di Institute for the Future, justru mau mengatakan bahwa game bisa mengubah dunia menjadi lebih baik.
“Reality is broken, and we need to make it work more like a game“, demikian Jane dalam presentasinya di TED.com. Game bisa dijadikan sarana untuk belajar memperbaiki dunia nyata yang sudah “rusak” ini. Berdasarkan penelitian Jane dan lembaganya, saat ini total waktu yang dihabiskan untuk main game online adalah 3 milyar jam per minggu.
Mungkin terdengar buruk dan mengerikan, tapi menurut penelitiannya 3 miliar jam seminggu itu belum cukup untuk memecahkan permasalahan genting di dunia nyata saat ini. Beberapa dari Anda mungkin berpikir, “Itu banyak waktu untuk dihabiskan bermain gim.” Mungkin terlalu banyak waktu, mengingat banyaknya masalah mendesak yang harus kita selesaikan di dunia nyata.
Tapi sebenarnya, menurut penelitian Jane , di The Institute For The Future, yang terjadi justru sebaliknya. Tiga miliar jam seminggu hampir tidak cukup untuk menyelesaikan masalah paling mendesak di dunia. Menurut Jane, yang bergelar Ph.D. ini, kita butuh 21 miliar jam seminggu bermain game online, supaya dapat melatih diri memecahkan berbagai permasalahan di dunia.
Jane menjelaskan, bagaimana sejarah membuktikan bahwa sebuah peradaban, pernah berhasil membangun kejayaannya dengan bermain. Sebut saja tentang Herodotus, sang penemu dadu, mungkin adalah penemu permainan manusia pertama di dunia, sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Materi presentasi Jane dapat dilihat di sini: Design Intersections: How Games Can Help Us Solve the World’s Biggest Problems.
Saat ini, banyak game online menyajikan skenario pemecahan masalah. Selain itu, game online juga menekankan pada kerja sama antar pemain. Dengan tipikal semacam ini, dapat melatih manusia untuk berperilaku.
Dunia game, seringkali merupakan simulasi dari kehidupan dunia nyata. Penelitian yang akurat, dengan data yang lengkap, memang menjadi syarat utama game-game online papan atas saat ini.
Misalnya Sim City, dari game itu pemain mempelajari bahwa (negara) perlu berutang untuk investasi. Utang memang beresiko, tetapi harus dilakukan demi tujuan jangka panjang yang lebih nyata.
Dari game itu pula sangat terasa, bahwa pendidikan adalah ujung tombak pembangunan. Dengan kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni, industri dapat berkembang pesat, bahkan dapat mengatasi persoalan lingkungan karena kecanggihan teknologi mampu menghasilkan industri yang ramah lingkungan.
Lewat bermain gim manajer sepakbola, seperti Football Manager atau Championship Manager, pengguna bisa merasakan dan belajar banyak hal tentang detail pengelolaan sepakbola.
“Alih-alih memberikan realitas alternatif yang lebih baik dan lebih mendalam kepada para gamer, saya ingin kita semua bertanggung jawab untuk menyediakan dunia dengan realitas yang lebih baik dan lebih mendalam,” demikian ujar Jane.
Tentu saja, pengetahuan yang didapat lewat gim ini, harus dikembangkan secara akurat. Pembuat gim harus membuat penyangkalan, seberapa akurat simulasi yang dibuatnya lewat gim. Karena, gim yang penuh khayalan juga tidak haram. Asalkan pengguna sadar bahwa dunia fantasi dalam gim yang dimainkannya fiksi belaka.
Jane, melalui Institute for the Future, bekerja sama dengan The World Bank Institute, mengembangkan game online yang mencoba mengatasi persoalan dunia belakangan ini. Game online ini diberi nama Urgent Evoke, yang beralamat di www.urgentevoke.com. Game online ini gratis, dapat dimainkan siapa saja.
Ia menawarkan skenario penyelesaian masalah kemanusiaan di dunia berkembang, dan contoh yang digunakan adalah di Afrika. Setiap skenario yang dipilih, membutuhkan pemahaman terhadap pokok permasalahannya, dan game ini menyediakan sumber informasi yang lengkap. Kita sebagai pemain diwajibkan mempelajari semua informasi tersebut, dibantu dengan berbagai petunjuk dalam gamenya.
EVOKE dibuat oleh The World Bank Institute sebagai tanggapan langsung terhadap tuntutan dari Afrika – yaitu, permintaan kampus-kampus untuk mengembangkan ide pelibatan siswa dalam masalah dunia nyata dan untuk mengembangkan kapasitas kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan.
Negara-negara berkembang menghadapi tantangan berat, dan sumber daya di bidang ini dapat dibatasi. Tantangan-tantangan ini menuntut solusi yang paling kuat dan inovatif.
EVOKE juga dipahami sebagai kursus kilat dalam mengubah dunia. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan jenis inovasi yang cerdas dan pemecahan masalah yang kreatif yang terjadi saat ini di Afrika sub-Sahara dan kawasan berkembang lainnya, dan untuk bersama-sama membayangkan bagaimana pelajaran dari skenario tersebut dapat ditransfer, ditingkatkan, dan pada akhirnya bermanfaat bagi seluruh planet.
Sebelum membuat Urgent Evoke, Jane juga mengembangkan gim dengan gagasan serupa seperti Superstruct, dan World Without Oil. Superstruct bercerita tentang bagaimana menghadapi dunia di tahun 2019, sedangkan World Without Oil adalah sebuah skenario yang membayangkan bagaimana manusia dapat bertahan hidup tanpa adanya bahan bakar minyak.
Visualisasi game ini mengandalkan social network blogging dengan brief menggunakan graphic novel yang still, dengan pendekatan storytelling yang menarik. Juga ada beberapa animasi 3D sederhana dalam bentuk bumper. Aplikasi game ini sengaja dibuat sederhana, agar dengan koneksi internet yang seadanya masih dapat dinikmati.
Dalam beberapa penjelasan misi, terdapat pula video-video rekaman asli tentang kondisi di Afrika, sebagai materi bagi para pemain. Graphic novel-nya dikerjakan oleh Kiyash Monsef sebagai penulis, Jacob Glaser sebagai graphic novel artist.
Jane McGonigal sendiri sebagai penyunting, dan Robert Hawkins, Jacob Glaser, serta Anthony Deicidue sebagai Colorist. Beberapa contoh ilustrasi Jacob Glaser untuk Evoke ini, bisa dilihat di blognya, https://jacobglaser.blogspot.com.
Image courtesy of Jacob Glaser from jacobglaser.blogspot.com
Hanya bisa dimainkan online melalui alamat webnya, Evoke juga menawarkan update informasi seputar misi dalam game-nya melalui Facebook bahkan melalui handphone. Di Facebook, silakan kunjungi alamat the official EVOKE Facebook page, sedangkan pengguna mobile, bisa membaca tutorialnya di sini.
Setiap misi yang memerlukan cukup banyak informasi, dapat dipantau melalui fitur tersebut. Ketika siap bermain melalui webnya, informasi tadi akan sangat membantu.
Game ini dluncurkan pada tanggal 3 Maret 2010 yang lalu, dan jika ada pemain yang berhasil menyelesaikan 10 misi dalam 10 minggu, akan mendapat “Certified World Bank Institute Social Innovator – Class of 2010.”
Para pemain terbaik juga bisa mendapat beasiswa serta mentoring online tentang social innovators and business leaders dari berbagai penjuru dunia. Berikut ini adalah video trailer dari Urgent Evoke:
Game online, bukan cuma perkara tampilan animasi 3D yang mengagumkan, atau tantangan yang membuat kecanduan. Jika dilakukan seserius Jane, game online bisa menjadi sarana ampuh untuk pendidikan.
Urgent Evoke membuktikan dan menjawab tantangan itu. Seperti yang dikemukakan Jane di webnya, avantgame.com, “Reality is broken. Game designer can fix it.”
*Gambar Evoke, di screencaptured dari https://www.urgentevoke.com. Liputan lengkap CNN tentang game ini dapat dibaca di sini.
belajar banyak